Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad buka suara soal banyak selentingan yang menyesalkan Prabowo Subianto tidak menggandeng cawapres asal Jatim dan pentolan Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Sadad, sapaan akrabnya menyatakan pemilihan Gibran menjadi cawapres karena Indonesia mendapat bonus demografi anak-anak muda yang melimpah.
"Jangan lantas (cawapres) bukan dari Jatim, lalu melupakan Jatim. Bagi kami jelas Jatim itu sangat penting, siapapun bilang Jatim itu battle ground, provinsi paling ketat pertarungan di Pilpres 2024. Tapi kita juga melihat fakta bahwa generasi muda kita Gen Z, milenial itu di dalam DPT Pemilu 2024 melebihi 50%," kata Gus Sadad di Surabaya, Senin (30/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini masa-masa menyiapkan mereka melanjutkan pembangunan dan kepemimpinan. Karena kalau bukan sekarang, kapan lagi?" tambahnya.
Wakil Ketua DPRD Jatim ini menyebut, karakteristik anak-anak muda saat ini dididik dalam budaya dan kultur yang tidak lagi melihat asal-usul seseorang.
"Kita lihat karakteristik anak muda, milenial, Gen Z adalah orang-orang yang dididik dalam suatu budaya, kultur yang tidak lagi melihat asal-usul, tapi tempat mereka mendapat kompetensi. Bahkan mereka disebut borderless society, bahkan citizen of world, mereka penduduk dunia tanpa dilihat daerah asal, tapi kompetensinya menghadapi tantangan zaman," bebernya.
"Ini yang harus diambil, ceruk yang diambil. Bukan berarti Jatim tidak penting, sungguh Gibran itu sosok yang siap akan menjawab tantangan zaman," tambahnya.
Keluarga Ponpes Sidogiri Pasuruan ini juga menegaskan bahwa Prabowo Subianto sangat menghormati ulama-ulama dan kiai NU. Pemilihan Gibran bukan berarti mengesampingkan para ulama, kiai NU.
"Jangan ragu kita ini NU, saya di Gerindra, lalu Pak Sarmuji di Golkar, Mas Emil di Demokrat, Mas Rizki Sadig di PAN, di PSI, Gelora, Prima, dan Garuda semua ketua di Jatim orang NU. Kita semua sering ketemu bahkan di pondok-pondok pesantren," jelasnya.
"Jadi tampilan Prabowo-Gibran di Jatim atau representasinya akan tergambar pada ketua-ketua parpol di Jatim yang kebetulan semuanya warga Nahdliyin," tambahnya.
Gus Sadad menambahkan, setelah ini Gerindra dan parpol di Koalisi Indonesia Maju Jatim akan terus berkonsolidasi untuk memetakan kantong-kantong suara.
"Kami segera melakukan komunikasi politik lengkap bersama 8 partai pengusung untuk mencapai kesepahaman. Dan yang paling penting menyusun strategi pemenangan berbekal basis kekuatan partai kita masing-masing," tandasnya.
(hil/iwd)