Produktivitas sapi Banyuwangi naik sekitar 11% pasca implementasi program SMS Pisan (Sapi Manak Setahun Pisan "sapi beranak setahun sekali") sejak tahun 2021. Produktivitas sapi Banyuwangi yang sebelumnya lahir 28.000 ekor dalam setahun kini 0.000 ekor per tahun, naik hingga 2.000 ekor.
Melalui program ini, Dinas Pertanian dan Pangan melakukan treatment ke indukan sapi yang mengalami gangguan reproduksi sehingga bisa bereproduksi secara maksimal.
"Pogram SMS Pisan ini cukup efektif. Sapi yang sebelumnya kesulitan untuk reproduksi, dengan program ini bisa bereproduksi bahkan bisa setahun sekali," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat mengunjungi kelompok ternak Barokah Rojo Joyo, di Desa Bagorejo, Kecamatan Srono dalam rangkaian program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Kamis (5/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyuwangi dikenal sebagai salah satu sentra sapi pedaging. Hingga September 2023 populasi sapi di Banyuwangi mencapai 146.000 ekor.
"Ini membuat populasi sapi di Banyuwangi bisa semakin meningkat, ujungnya tentu meningkatkan kesejahteraan kawan-kawan peternak," tambah Ipuk.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dispertan kabupaten Banyuwangi Nanang Sugiharto mengatakan, tim dari Dinas Pertanian dan Pangan melakukan pendampingan terhadap peternak yang sapi-sapinya bermasalah dalam reproduksi.
"Tim ini memberikan treatment seperti suntik hormonal, pemberian vitamin dan obatan-obatan, mineral, dan USG untuk pemeriksaan kesehatan reproduksi sapi hingga 1.000 ekor sapi tiap tahun secara gratis," kata Nanang.
Mohamad Solikin, salah satu peternak sapi mengaku sapi betina miliknya sudah menjalani pengawinan diusia 5 tahun hingga 11 kali, namun tak kunjung bunting. Melalui treatment yang diberikan dalam program SMS Pisan ia bersyukur sapinya akhirnya lebih produktif.
"Dulu sapi saya gak bisa bunting. Alhamdulillah dua tahun diobati, sudah bunting dua kali," imbuh Solikin.
(erm/fat)