- Kepala Staf TNI AL Asal Jawa Timur: 1. Laksamana TNI (Purn) Muhammad Sudomo (1969-1973) 2. Laksamana TNI (Purn) Mochamad Romly (1982-1986) 3. Laksamana TNI (Purn) Muhamad Arifin (1989-1993) 4. Laksamana TNI (Purn) Arief Koeshariadi (1996-1998) 5. Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto (2005-2007) 6. Laksamana TNI (Purn) Agus Suhartono (2009-2010) 7. Laksamana TNI Yudo Margono (2020-2022)
Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) atau biasa disingkat KASAL atau KSAL merupakan posisi tertinggi di TNI AL. Ia ditugaskan di Markas Besar TNI AL.
Adapun tugas utama Kepala Staf TNI AL adalah bertanggung jawab kepada Panglima TNI. Kepala Staf TNI AL pertama dijabat oleh Laksamana III Mas Pardi. Sejauh ini telah dilakukan 28 kali pergantian KASAL.
Baca juga: 6 Panglima TNI Asal Jawa Timur |
![]() |
Kepala Staf TNI AL Asal Jawa Timur:
Terdapat tujuh prajurit TNI AL asal Jawa Timur yang pernah menjabat KASAL. Dalam rangka memperingati HUT Ke-78 TNI pada 5 Oktober 2023, yuk simak Kepala Staf TNI AL asal Jawa Timur. Berikut penjelasan selengkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Laksamana TNI (Purn) Muhammad Sudomo (1969-1973)
Laksamana TNI Muhammad Sudomo merupakan pria kelahiran Malang, 20 September 1926. Ia menjabat Kepala Staf Angkatan Laut ke-6 pada 16 Desember 1969 hingga 26 Juni 1973, tepatnya pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Laksamana TNI (Purn) Muhammad Sudomo juga pernah mendapatkan sejumlah penghargaan. Total 32 penghargaan diterimanya selama masa pengabdian sebagai TNI AL. Ia mengabdi kepada negara hingga 1998.
Saat itu Laksamana TNI (Purn) Muhammad Sudomo menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia Ke-9. Ia wafat pada 18 April 2012 di umur 85 tahun di Jakarta.
2. Laksamana TNI (Purn) Mochamad Romly (1982-1986)
Laksamana TNI (Purn) Mochamad Romly menjabat lahir di Tulungagung, 8 Desember 1928. Ia menyelesaikan jenjang pendidikan di bidang pelayaran. Pendidikan pelayaran pertamanya di Sekolah Pelayaran Rendah selesai pada 1943.
Dua tahun kemudian, ia menyelesaikan jenjang sekolah pelayaran yang lebih tinggi yakni Sekolah Pelayaran Tinggi pada 1945. Mochamad Romly pun melanjutkan pendidikan dengan mengikuti Latihan Korps Komando (KKO) yang selesai pada 1954.
Mochamad Romly mengabdi pertama kali sebagai anggota Angkatan Laut pada 1 Januari 1946. Setahun kemudian, Mochamad Romly dipindahtugaskan ke kesatuan ALRI Corps Armada I di Blitar. Ia menjabat Corps Armada I Probolinggo selama tiga tahun.
Ia pun mendapat posisi sebagai letnan dua laut di kesatuan ALRI Pasiran. Letnan Romly hanya empat bulan bertugas di kapal perang tersebut, kemudian dipindahkan ke kapal buru selam KRI Tenggiri.
Hingga pada 1954, Mochamad Romly dinaikkan menjadi kapten dan dipindahkan ke Mabes Angkatan Laut. Selama 12 tahun terakhir, Mochamad Romly terus naik jabatan. Kemudian pada September 1966, ia naik pangkat menjadi Laksamana Pertama.
Riwayat pendidikan dan perjalanan karier yang terus berkembang membuatnya diberi kepercayaan menjadi Deputi KASAL, jabatan nomor dua di jajaran TNI Angkatan Laut. Hingga 14 Desember 1982, Laksdya Mochamad Romly diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut.
Saat itu bintang di pundaknya pun bertambah satu menjadi Laksamana TNI. Mochamad Romly wafat pada 12 Oktober 2000 di umurnya yang menginjak 71 tahun di Jakarta.
3. Laksamana TNI (Purn) Muhamad Arifin (1989-1993)
Muhamad Arifin lahir di Surabaya, 28 November 1937. Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan VII tahun 1960. 18 tahun berselang, Arifin menjabat Atase Pertahanan RI di Singapura pada 1978.
Pada 1986, Arifin menjabat Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim). Kemudian, ia melanjutkan karier yang lebih tinggi sebagai Kepala Staf Angkatan Laut pada 1989.
Selama masa pengabdiannya sebagai TNI AL, Arifin pernah mendapatkan 17 tanda jasa. Mulai dari Bintang Mahaputera Adiprana, Bintang Dharma, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Jalasena Utama, Bintang Jalasena Pratama, Bintang Jalasena Nararya, Satyalancana Dwikora,
Lalu Satyalancana Trikora, Satyalancana Seroja, Satyalancana Kesetiaan XXIV, Satyalancana Santi Dharma, Satyalancana Dwidya Sistha Pingat Jasa Gemilang-Tentera (P.J.G.) (Singapura), serta tiga tanda jasa penghargaan dari luar negeri.
Ia menyelesaikan pengabdian sebagai Panglima TNI pada 1993. Laksamana Arifin turut mencetuskan Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya. Ia wafat tepat pada peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2010 di Jakarta.
4. Laksamana TNI (Purn) Arief Koeshariadi (1996-1998)
Laksamana TNI (Purn) Arief Koeshariadi lahir di Malang tahun 1944. Setelah lulus dari SMA, Arief melanjutkan pendidikan di Akademi Angkatan Laut pada 1963 di Surabaya. Empat tahun setelahnya, Arief berhasil lulus.
Arief mendapatkan tugas pertamanya menjadi Komandan KRI Angin Gending yang berpangkal di Ujung, Surabaya. Ia juga memperoleh beberapa posisi jabatan sekaligus di Angkatan Laut, seperti Komandan KRI Sarpamina, Palaksa Kapal Penyapu Ranjau KRI Pulau Raja, dan Nakhoda KM Antareja.
Atas prestasinya, Arief mendapat promosi sebagai Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat pada 1991 di Tanjung Pinang Riau. Lima tahun kemudian, tepatnya 1996, ia menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Laut. Pelantikan dilakukan Presiden Soeharto.
Arief mengakhiri masa pengabdiannya sebagai TNI pada 1998. Adapun selama masa pengabdiannya sebagai TNI, Arief telah mendapatkan 13 penghargaan. Di antaranya Bintang Mahaputera Adipradana, Bintang Dharma, Bintang Jalasena Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Jalasena Pratama.
Lalu Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Jalasena Nararya, Satyalancana Kesetiaan 24 Tahu, Satyalancana G.O.M VII, Satyalancana Seroja, Satyalancana Dwidya Sistha Commander of the Legion of Merit-Amerika Serikat, Pingat Jasa Gemilang-Tentera (P.J.G.)-Singapura.
5. Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto (2005-2007)
Lahir pada 4 Juni 1951 di Mojokerto, Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Laut pada 18 Februari 2005 hingga 7 November 2007.
Slamet merupakan lulusan pendidikan militer Akabri Laut-19 di tahun 1973. Slamet melanjutkan pendidikan militer di pendidikan Alut Baru/Ops School, Belanda (1980), Operational Art. Yugoslavia (1990), dan KRA-33 Lemhannas (2000-2001).
Sebelum menjabat Kepala Staf TNI AL, Slamet telah menempati beberapa posisi. Mulai dari Kasie Navi KRI Thamrin (1974), Kadep Navop KRI Rakata (1980), Komandan KRI Pulau Ratewo, Komandan KRI Monginsidi, Kasilingstra Ditdik Seskoal (1991), Waasrenum TNI (2000), Asrenum Panglima TNI, Pangarmatim (2003), hingga Wagub Lemhannas (2003-2005).
Slamet pun pernah mendapatkan 13 prestasi selama mengabdi menjadi TNI AL. Di antaranya Bintang Dharma, Bintang Jalasena Utama, Bintang Kartika Eka Paksi Utama Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama.
Lalu Bintang Jalasena Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Jalasena Nararya, Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun, Satyalancana Dwidya Sistha, Satyalancana Seroja, dan Pingat Jasa Gemilang-Tentera (P.J.G.)-Singapura.
6. Laksamana TNI (Purn) Agus Suhartono (2009-2010)
Kepala Staf TNI AL asal Jawa Timur berikutnya yakni Agus Suhartono. Ia lahir di Blitar pada 25 Agustus 1955. Riwayat pendidikan militernya dimulai pada 1978. Menginjak usia 23 tahun, Agus menempuh pendidikan militer di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
Pada 1994, Agus menyelesaikan pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI AL tahun 1994, Sesko TNI tahun 1999, dan Lembaga Ketahanan Nasional. Agus Suhartono dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Laut periode masa jabatan 2009 -2010.
7. Laksamana TNI Yudo Margono (2020-2022)
Laksamana TNI Yudo Margono lahir di Madiun pada 26 November 1965. Selepas SMA, ia mengenyam pendidikan di Akademi Angkatan Laut bersama teman-temannya. Ia terus meniti pendidikan militer hingga 2014.
Enam tahun setelah pendidikan terakhir di Lemhannas RI PPRA A-52, tepatnya pada 26 Mei 2020, Laksamana TNI Yudo Margono dilantik sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut ke-27 menggantikan Laksamana TNI (Purn) Siwi Sukma Aji.
Masa jabatan sebagai Kepala Staf TNI AL pun berakhir pada akhir 2022. Yudo Margono ditetapkan menjadi Panglima TNI pada 13 Desember 2022. Pengesahan jabatan barunya dilakukan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy Sugita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)