Sebagai tuan rumah LPTK Cup XXI 2023, Universitas Negeri Malang (UM) siap bertanding dengan lawan dari LPTK se-Indonesia. Sejumlah 51 dosen dan tenaga pendidik UM siap berlaga di masing-masing cabang olahraga (cabor), terdiri dari 18 orang berlaga di cabor tenis lapangan, 15 orang di cabor bulu tangkis, 12 orang di cabor petanque, dan 6 orang di cabor tenis meja.
Seluruh dosen dan tenaga pendidik dari fakultas turut menyumbangkan kontribusinya menjadi kontingen LPTK Cup 2023 UM, dengan jumlah paling banyak dari Fakultas Ilmu Keolahragaan sebanyak 21 orang. Fakultas yang baru saja lahir di UM, yaitu Fakultas Kedokteran, turut menyumbangkan salah satu dosennya untuk ikut berlaga dalam LPTK CUP XXI 2023. Seluruh atlet kontingen UM dilaporkan telah melakukan intensif selama tiga bulan terakhir. Bahkan, para atlet tenis meja sudah mempersiapkan diri sejak tahun lalu.
Sangat disayangkan, salah satu atlet dinyatakan tidak bisa ikut bertanding karena cedera ketika latihan. Hal ini menuai sorakan simpatik dari para peserta yang hadir. Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., turut mengungkapkan harapannya agar atlet tersebut bisa segera pulih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd memberikan wejangan kepada para atlet untuk menjaga tubuh ketika berlaga. Menurutnya, menjadi juara itu memang baik, namun ia berharap para atlet bisa memahami batas dirinya sendiri.
"Saat ini bapak ibu menjadi patriot olahraga di LPTK Cup 2023, namun perlu diingat bahwa bapak ibu juga masih menjadi patriot di bidang akademik.Oleh karena itu, tolong dijaga tubuhnya, kalau sudah tidak kuat lebih baik istirahat terlebih dahulu dan jangan memaksakan diri," kata Prof Hariyono, Selasa (2/10/2023).
Tak hanya nasihat kepada atlet, Guru Besar Departemen Sejarah itu turut memberi nasihat kepada para panitia untuk menata kegiatan sebaik mungkin. Ia berharap kontingen dari UM maupun dari LPTK lain tidak merasa tertekan dengan jadwal tanding yang terlalu padat. Panitia diharapkan dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya cedera karena kelelahan.
Prof Hariyono juga menjelaskan bahwa selain menjadi ajang untuk memperebutkan juara umum, LPTK Cup juga menjadi wadah untuk menyambung silaturahmi antar LPTK. Melalui pertemuan yang diadakan dua tahun sekali ini, para rektor serta dosen dapat saling berbagi masalah dan solusi yang dihadapi masing-masing LPTK. Dengan itu, seluruh LPTK dapat maju bersama menggapai cita-cita masing-masing.
"Kalau mengikuti tradisi LPTK Cup sebelumnya itu biasanya rektor-rektor gemar bermain gaple (domino) bersama-sama. Dari permainan sederhana itu, para pimpinan saling berbagi inovasi, masalah, hingga solusi yang dihadapi masing-masing universitas, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi kita memajukan universitas masing-masing," ujarnya.
Terakhir, Prof Hariyono menambahkan wejangan kepada seluruh peserta untuk menjaga norma dan etika di lapangan. Ia menekankan kepada seluruh atlet untuk bermain dengan sportif.
"Kalau pimpinan perguruan tinggi saja sudah tidak jujur, bagaimana masyarakatnya bisa jujur?. Oleh karena itu mari saling menjaga kepercayaan satu sama lain dan jangan sampai merusak prinsip keolahragaan," pesannya.
(prf/ega)