Sejumlah wilayah Indonesia tengah dilanda cuaca panas ekstrem, tak terkecuali Surabaya. Hari ini, Senin (2/10/2023), Kota Pahlawan akan mengalami suhu panas mencapai 35 derajat celsius pada pukul 13.00 WIB.
Dikutip dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca Surabaya hari ini cenderung cerah berawan. Pada pagi hari pukul 07.00 WIB, suhu udara 27 derajat celsius. Pukul 10.00 WIB, meningkat menjadi 33 derajat celsius, dan puncaknya pada pukul 13.00 WIB.
Berangsur-angsur turun mulai pukul 16.00 WIB suhu kembali menjadi 33 derajat celsius. Saat malam hari pukul 19.00 WIB suhunya 29 derajat celsius dan pukul 22.00 WIB suhunya 28 derajat celsius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, dari situs AccuWeather, indeks sinar ultraviolet (UV) masuk kategori tidak sehat. Hari ini Surabaya mengalami indeks sinar UV Sangat Tinggi yaitu 8.
Bahkan, Surabaya akan mencapai suhu 42 derajat celsius pada 10-12 Oktober 2023. Dan, pada 13 Oktober 2023, cuaca panas diperkirakan akan tembus 43 derajat celsius.
Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat agar meminimalkan waktu di bawah paparan matahari antara pukul 10 pagi hingga pukul 4 sore. Saat berada di luar ruangan, pastikan untuk memakai pakaian pelindung matahari, topi lebar, dan kacamata hitam yang menghalangi sinar UV.
Jangan lupa mengoleskan cairan pelembab tabir surya SPF 30+ setiap dua jam. Serta pastikan untuk berteduh saat matahari terik di siang hari.
Cuaca panas ekstrem yang diperkirakan terjadi hingga bulan Oktober dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya musim kemarau dan El Nino. Fenomena El Nino terjadi karena pemanasan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sehingga memicu penurunan curah hujan global.
Sementara itu, dilansir dari detikHealth, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, sebagian wilayah Indonesia bagian Selatan masih mengalami musim kemarau. Pertumbuhan awan yang minim juga memicu udara terasa kering di beberapa wilayah.
"Pemanasan sinar matahari cukup optimal yang terjadi pada pagi menjelang siang dan siang hari. Saat ini, posisi semu matahari (pada bulan September) berada tepat di atas khatulistiwa, sehingga penerimaan sinar matahari cukup merata di wilayah Indonesia termasuk di wilayah Jabodetabek," kata Guswanto.
(irb/fat)