.webp)
Elektabilitas Anies Baswedan di Jawa Timur masih berada di posisi paling bawah. Anies pun kembali ditanya wartawan terkait hasil survei yang tak menggembirakan tersebut.
Anies mengatakan, wartawan kerap menanyakan seputar survei. Padahal bagi Anies, survei tak menjamin kemenangan saat Pemilu.
"Tiga bulan lalu saya ditanya survei, dua bulan lalu saya ditanya survei, sebulan lalu ditanya survei. Setiap survei itu menggambarkan potret hari itu," ungkap Anies usai menghadiri acara haul di Pondok Pesantren Sidosermo, Minggu (1/10/2023) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara Pemilu itu potret di tanggal 14 Februari. Surveinya boleh naik turun. Betul nggak?" lanjutnya.
Anies menegaskan, yang paling penting baginya adalah menyapa masyarakat. Anies ingin visi misinya tersampaikan dengan cara silaturahmi ke berbagai lapisan.
"Kalau kami boleh usul, yang sedang kam kerjakan. Kami yang penting menjangkau semuanya, bertemu dengan semua, silaturahmi dengan semuanya, karena angka-angka bisa gonta-ganti," ungkap Anies.
Anies lalu kembali menceritakan pengalamannya saat Pilkada DKI Jakarta. Saat itu hasil survei juga menempatkan Anies di posisi buncit. Nyatanya, Anies menang Pilkada DKI.
"Dan pengalaman kami di Pilkada Jakarta, tidak ada satu survei pun yang pernah menempatkan kami nomor dua, apalagi nomor satu. Semuanya menempatkan nomor tiga. Apakah benar hasilnya (Pilkada) seperti itu? Ternyata tidak," ujar Anies.
"Jadi kami sekarang konsentrasi untuk menjangkau semua, saudara-saudara semua, dan saya yakin bahwa rakyat Indonesia menginginkan adanya keadilan. Menginginkan adanya pembaharuan dan itu yang kami tawarkan," tandas Anies.
(abq/dte)
