Kejadian Happy Asmara yang kesurupan saat manggung di Ngopibareng Pintulangit, Pasuruan ternyata bisa dijelaskan dari pandangan medis. Psikiater menyebut, bukan tak mungkin Happy Asmara bisa kesurupan lagi.
Psikiater RSU dr Soetomo, Dr dr Yunias Setiawati SpKJ(K) menjelaskan, kejadian kesurupan ini bisa saja kembali menimpa Happy Asmara. Namun, saat kejadian, ia bisa mengalami amnesia, tidak sadar atas apa yang terjadi.
"Iya, cirinya bisa terulang kembali biasanya," jelas dr Yunias saat dihubungi detikJatim, Minggu (1/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istilah kesurupan dalam psikiatri bisa disebut gangguan disosiatif. Ada pun ciri khas yang muncul, biasanya setelah kejadian kesurupan mengalami amnesia atau lupa.
Ciri disosiatif yang lain adalah primary gain atau kecemasannya berkurang hingga hilang. Kemudian secondary gain atau keuntungan, orang-orang jadi perhatian kasihan karena kejang atau konvulsi disosiatif, lemas atau kotorik disosiatif, ada juga yang buta hingga bisu atau psikogenik.
"Ada primary gain, secondary gain (mendapatkan keuntungan berupa perhatian dari lingkungan), la belle indiference cuek acuh tak acuh, dengan begitu mendapatkan keuntungan tapi tidak disengaja di bawah sadar apa yang telah dibuat," imbuhnya.
Namun, Happy Asmara tidak perlu khawatir, hal ini bisa ditangani secara medis. Ia bisa mendatangi tenaga profesional seperti psikolog atau psikiatri untuk menangani trauma pascakesurupan agar mendapatkan solusi dan bisa nyaman beraktivitas kembali.
"Biasanya konsultasi ke psikologi, psikiater, diajari relaksasi. Manajemen stresor diajari identifikasi problem sehingga terjadi seperti itu dan jalan keluarnya bagaimana. Misalnya kelelahan fisik ya istirahat, berpikir positif. Dan terpenting lingkungan. Kalau kejadian seperti itu dan berulang, kalau lingkungan mengiyakan lingkungan akan sering kambuh. Kalau lingkungan dicuekin tapi diberi pertolongan positif ya berkurang bahkan hilang," beber dr Yunias.
Sementara itu, dr Yunias menjelaskan, kejadian kerasukan yang menimpa Happy Asmara bisa karena banyak faktor. Salah satunya karena faktor kelelahan. Mengingat, jadwal manggung penyanyi berusia 24 tahun itu juga cukup padat.
"Kesurupan, kalau kata orang-orang kerasukan. Kondisi di mana seseorang akibat stresor yang tinggi. Stresor fisik bisa kelelahan, stresor mental, mental ada masalah dalam pekerjaan, pasangan atau lingkungan," kata dr Yunias.
"Lalu stresor internal dari diri, tekanan, prestasi tinggi, target tinggi, atau dari luar, tekanan sekeliling, keluarga, pacar dan lain-lain membuat kepribadian terpecah," imbuhnya.
Sementara, untuk kondisi berat yang dialami bisa timbul halusinasi. Ada beberapa halusinasi, diantaranya halusinasi dengar, seolah-olah ada yang mengajak berbicara, padahal tidak ada dan hanya perasaannya saja.
"Kalau kesurupan di kita namanya dobel personaliti, kepribadiannya bisa dobel, berperan seolah orang tua dan suaranya bisa ganti-ganti," ujarnya.
Tak hanya itu, dr Yunias menyebut, ada sejumlah tahapan dari halusinasi mulai tahap awal hingga kronis. Bila mengalami gangguan kronis, bisa jadi mengalami gangguan jiwa berat atau skizofrenia.
"Tapi kalau kondisi, kemarin (Happy Asmara) langsung sadar dan tidak tahu (apa yang telah terjadi) berarti disosiatif," katanya.
Sebelumnya, Happy Asmara sempat menceritakan momen antara sadar dan tak sadar saat bernyanyi hingga turun dari panggung dalam story akun Instagramnya. Meski story saat ini sudah dihapus, ada sejumlah fans Happy Asmara yang mengunggah ulang apa yang diceritakan Happy itu di video singkat TikTok.
Dalam story-nya itu Happy menceritakan bagaimana dirinya mulai kehilangan kendali atas tubuhnya saat menyanyikan lagu 'Dumes'. Ia juga membeberkan sejumlah keganjilan saat berada di Rumah Hantu Darmo Surabaya.
(hil/fat)