Sumbangan Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sekolah (SPPMS) SMPN 1 Ponorogo memicu kontroversi. Pasalnya, sekolah negeri tersebut meminta sumbangan untuk membeli mobil baru. Wali murid menjerit mengetahui sumbangan yang dirasa memberatkan.
Informasi yang didapat detikJatim, tiap siswa kelas 7 dimintai sumbangan senilai Rp 1,5 juta hingga Rp 1,7 juta. Uang sumbangan itu nantinya digunakan untuk membeli mobil sekolah, alat musik, hingga komputer.
Salah satu wali murid kelas 7 SMPN 1 Ponorogo, berinisial PR mengatakan, dia bersama orang tua lainnya sebenarnya mempertanyakan urgensi beli mobil baru. Apalagi, sekolah sudah menentukan merek mobil yang ingin dibeli. Yakni Toyota Kijang Innova keluaran 2017, 2018, atau 2019.
"Padahal murid ada 200 lebih, apakah mungkin semua murid bisa menggunakan mobil itu?" tutur PR kepada wartawan, Jumat (29/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, sumbangan Rp 1,5 juta jika diperuntukkan membeli komputer dan alat musik masih wajar, karena bisa digunakan oleh semua murid. Selain itu juga bisa menunjang kegiatan akademik maupun nonakademik.
"Apalagi ini ditentukan mereknya, Inova. Apakah tidak boleh mobil jenis lain?" kritik PR penuh keheranan.
PR sendiri mengaku saat rapat hanya disodori selebaran. Ada 3 poin, poin pertama sumbangan senilai Rp 1,5 juta, poin kedua sumbangan Rp 1,6 juta, dan poin ketiga ada Rp 1,7 juta.
"Yang membedakan dari ketiga poin itu cuma tahun mobil, mohon dikaji ulang, urgensinya mobil ini seperti apa, kebutuhannya seperti apa," papar PR.
Diberitakan sebelumnya, SMPN 1 Ponorogo mendadak viral. Pasalnya, selebaran SPPMS yang meminta sumbangan untuk beli mobil dianggap tak lazim. Dari sumbangan itu, sekolah akan membeli peralatan musik, komputer, hingga mobil sekolah baru Toyota Kijang Innova.
Kepala SMPN 1 Ponorogo Imam Mujahid mengungkapkan, SPPMS itu merupakan program komite sekolah. Menurutnya, rincian sumbangan yang ditetapkan ke orang tua sudah sesuai dengan kebutuhan sekolah.
"Komputer kita sudah lama, alat musik juga, mobil sering mogok. Jadi kita bisa upgrade melalui komite," ungkap Imam kepada detikJatim.
(hil/dte)