Yang mau ikut lomba puisi di momen Maulid Nabi 2023 merapat! Berikut sederet contoh puisi bertemakan Maulid Nabi dan Nabi Muhammad SAW yang bisa dijadikan referensi.
Umat Islam merayakan hari kelahiran Rasulullah SAW dengan berbagai cara. Salah satunya menggelar lomba puisi Islami. Peserta akan membuat dan membacakan puisi bertemakan Maulid Nabi.
Contoh Puisi Maulid Nabi:
Maulid Nabi 1445 Hijriah jatuh pada Kamis, 28 September 2023. Kita bisa mengikuti lomba puisi untuk memeriahkan perayaan Maulid Nabi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bingung mau bikin puisi seperti apa? Berikut 10 contoh puisi bertemakan Maulid Nabi dan tentang Nabi Muhammad SAW, yang bisa dijadikan referensi.
1. Rasulullah Nabiyallah
Karya: Any Adhista
Yaa Nabi Yaa Rasulullah
Cahaya hari kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
Engkaulah surya yang menyinari kelamnya hati manusia
Engkaulah purnama penerang gelapnya jiwa manusia
Engkaulah cahaya di atas cahaya
Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa mulia akhlakmu
Bagai cahaya kemuliaan Al-Qur'an
Besarnya perjuanganmu menegakkan agama
Agungnya cintamu menyayangi sesama
Harum senyummu pada wajah dunia
Betapa ramah sikapmu tertanam dalam jiwa
Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa indah akhlakmu
Bagai cahaya keindahan al-Quran
Rindu kami padamu sepanjang waktu
Engkaulah cermin bagi hidup kami
Engkaulah petunjuk perjalanan kami
Engkaulah mata air hati dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam
Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa suci akhlakmu
Bagai cahaya kesucian Al-Qur'an
Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami
Ajarkanlah ketabahanmu dalam doa kami
Mengalirlah jihadmu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlaqmu dalam hidup kami
Yaa Nabi Yaa Rasulullah
Pujaan hati kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
Engkaulah surya, engkaulah purnama
Engkau cahaya di atas cahaya
2. Ya Nabi Rasulullah
Karya: Nur Mei Elvina
Ya nabi ya rasulullah
Panutan kami, akhir dari segala nabi
Kaulah surya penerang umat manusia
Kaulah purnama ditengah gulita
Engkaulah cahaya di atas cahaya
Yang tak kan pernah padam
Hingga akhir zaman
Ya Nabiyallah, Ya Habiballah
Kau ciptakan kedamaian
Di tengah kekacauan dan kebodohan
Suara kejahiliahan yang terdengar sumbang
Kau gantikan dengan nyanyian surga yang sungguh menentramkan
Ya Nabi, Ya Rasulullah
Biarkan aku memujamu, memujimu
Ku goreskan namamu di hatiku
Kan ku perlihatkan kepadamu
Kala aku kan bersua denganmu
Di surga Tuhanku, juga Tuhanmu
3. Bila Saatnya Tiba
Karya: Rista Rezha Astriawan
Bila saatnya tiba
Kami ingin menutup mata
Mengenang tawa
Dan semua yang berbau senja
Ya Muhammad
Bila saatnya tiba
Jangan kau tinggalkan kami dalam gulita
Ajari kami mengeja doa
Agar dapat kami raih pintu surga
Bila saatnya tiba
Angin malam berhembus
Mencoba 'tuk rasakan semilirnya kehadiranmu
Yang menerangi kami
Bagai cahaya yang terang dan suci
Bila saatnya tiba
Ingin kami mengikuti jejakmu
Di ruang yang tak terbatas
Kau tuntun kami menuju kehadirat
Ya Illahi, Ya Rabbi
4. Pemimpin Agama
Karya: Falah Syifa
Kearifanmu tunjukkan cahaya hati
Walau caci maki iringi langkahmu
Engkau tetap dalam ikhtiarmu
Satu yang ingin kau raih
Hanya untuk Illahi Rabbi
Dalam kehampaan yang membatu sholat dan tasbih sebagai obatmu
Dalam kekeringan jiwa
Hanya Allah yang kau ingat
Harta dunia tak kau hiraukan
Akhiratlah yang menjadi tujuan
Hidupmu untuk perangi kemungkaran
Demi menegakkan agama Allah
Satu-satunya agama yang diridai
Islamlah yang kau imani
5. Puisi Maulid Nabi Muhammad
Tabuh rebana
Mengalun indah seirama
Sholawat salam junjungan kami
Nabi Muhammad SAW
Sepenuh hati
Sholawat ibu-ibu
Rancak rebana menggebu
Teriring lagu-lagu Islami syahdu
Terdengar sedari rumah
Merdu indah
Selatan masjid
Panggung pengajian megah
Peringatan kelahiran Nabi Muhammad
Sholawat untuk beliau
Jamaah berduyun
Wahai umat
Hadir mari merapat
Rajin ibadah ucap sholawat
Berharap syafaat
Nabi Muhammad
Penuh kesantunan
Nabi akhir zaman
Suri tauladan memberi tuntunan
Mari pertebal iman
Jalankan kebaikan
Baca juga: 50 Ucapan Maulid Nabi 2023 dalam Bahasa Jawa |
6. Puisi Rindu Rasul
Rindu kami padamu, Ya Rasul
Rindu tiada terperi
Berabad Jarak Darimu Ya Rasul
Serasa dikau di sini
Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya surga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja
7. Guru Agung
Karya: Lutfiatul Aeni
Ya Muhammad
Kehadiranmu
Laksana pelita saat malam tiba
Bagai bara kala dingin menyergap
Kau..
Ibarat hujan di padang gersang
Seperti seteguk air ketika haus meradang
Pelipur lara saat duka tiba
Pengobat rindu sang kekasih
Kau..
Seorang guru agung
Bagi kami yang dilanda bingung
Kau ajarkan arti kebenaran sejati
Ajaranmu benar adanya
Tauhidmu kekal dirasa
Terpatri kuat penuh tabah
Laailaha ilallah muhammadur rosulullah
Kau hantarkan ruh suci
Menuju kehadirat Ilahi
Dalam nuansa surgawi
Kau hadir bersama kami
Ya Rasulullah
Dengan asa penuh pasrah
Aku bersimpuh dalam patuh
Mengharap syafaatmu penuh berkah
Tiada apa dapat ku beri
Dari sucinya nurani
Jantung di dada
Ku beri kau cinta
8. Rasulullah Menyuruh Kita
Karya: Taufik Ismail
Rasul menyuruh kita mencintai yatim piatu
Rasul sendiri waktu kecil tanpa ayah, tiada ibunda
Mencintai anak yatim piatu adalah mencintai Rasul kita
Rasul menyuruh kita mencintai orang miskin
Rasul sendiri tanpa harta, dia lelaki yang sungguh miskin
Mencintai orang miskin adalah mencintai Rasul kita
Rasul menyuruh kita mencintai orang lapar
Rasul sendiri ketat ikat pinggangnya, tak pernah longgar
Mencintai orang lapar adalah mencintai Rasul kita
Rasul menyuruh kita mencintai orang-orang tergilas
Rasul sendiri teladan ketegaran ketika ditindas
Mencintai orang tertindas adalah mencintai Rasul kita
Rasul menyuruh kita mencintai hewan, pohon, dan lingkungan
Rasul sendiri lemah lembut pada kucing kesayangan
Mencintai satwa dan alam lingkungan adalah mencintai Rasul kita
Rasul menyuruh kita santun dalam beda pendapat
Rasul sendiri tidak marah bila beliau didebat
Santun dalam beda pendapat adalah mencintai Rasul kita
Kita cintai orang-orang lapar dan berkekurangan
Kita cintai orang-orang tertindas di mana pun mereka
Kita cintai anak yatim dan piatu
Pada Rasulullah kita bersangatan cinta
Gemetar kami dalam zikir
Gagap kami menyanyikan sholawat
Tiada cukup butir tasbih
Tiada memada kosa kata
Dalam membalas cintanya
Secara sederhana
9. Purnama
Karya: Dinda Rosari
Sayup adzan Isya berkumandang di keheningan malam
Terlihat jelas di langit bentuk awan nan berarak ditiup angin
Semburat sinar kekuningan di sudut atap perumahan
Oh ternyata kau adalah bulan purnama yang benderang
Bentukmu indah jelas tak tertutup awan
Malam bulan purnama itu
Kamis 12 Rabiul Awal 1445 Hijriah
28 September 2023
Semua umat Islam tengah mengenangmu
Siaran di berbagai stasiun televisi, di surau, masjid-masjid,
Dan di dalam hati sanubari kami
Jika hidup bagaikan kegelapan malam
Kau hadir laksana bulan purnama
Memancarkan sinar matahari di permukaanmu
Menjadi penerang di kegelapan bumi nan malam
Kau tidaklah diibaratkan matahari
Karena matahari adalah bintang yang memancar cahaya
Semua pengibaratan untukmu hanyalah pengibaratan dan kiasan
Engkau manusia ciptaan Sang Maha Pencipta
Penyampai wahyu-Nya, petunjuk hidup untuk seluruh umat manusia
Matahari, bulan, bintang, seluruh makhluk dan alam semesta
Adalah ciptaan-Nya dan tunduk patuh di hadapan-Nya
Ini imam mulai menyuarakan takbir rakaat Isya pertama
Ku hadirkan hatiku ku tundukkan wajahku di hadapan-Mu, Ya Allah
Terimalah ibadah kami
Sembah sujud kami
Baca juga: 50 Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW 2023 |
10. Aku Mencintaimu Ya Rasul
Ya Rabb..
Izinkan aku untuk mencintai kekasihmu, Muhammad
Bantu aku untuk terus mengingatnya
Dan bersholawat kepadanya
Ya Muhammad..
Andaikan sekarang ini aku masih bisa melihatmu
Mendengarkan nasihat-nasihatmu
Apakah engkau akan menerimaku sebagai umatmu?
Begitu malu diri ini bila mengharap rahmatmu
Karena aku tahu diri ini masih belum layak
Tapi
Apapun pendapatmu
Tetap satu yang menjadi panutanku terhadapmu
Yaitu dengan cara mengingatmu
Meneladanimu dan bersholawat kepadamu
Karena aku mencintaimu Ya Rasul
Semoga puisi-puisi ini bisa menginspirasi dan menyampaikan pesan kebaikan dalam perayaan Maulid Nabi 2023.
Artikel ini ditulis oleh Neshka Rizkita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)