Maba Unitri Malang yang Viral Dikeroyok Panitia Ordik Dimediasi Kampus

Maba Unitri Malang yang Viral Dikeroyok Panitia Ordik Dimediasi Kampus

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Selasa, 26 Sep 2023 19:21 WIB
Kampus Unitri Malang.
Kampus Unitri Malang. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Pihak Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) melakukan mediasi antara mahasiswa baru (maba) yang diduga dikeroyok dengan panitia Orientasi dan Penidikan (Ordik). Sudah ada hasil mediasi dalam kasus tersebut.

"Jadi si mahasiswa baru ini dengan panitia BEM sudah kita panggil untuk mediasi. Hasilnya mereka sepakat kasus ini selesai dan sudah berdamai," ujar Kabiro Humas UNITRI Zuhdi Ma'sum kepada detikJatim, Selasa (26/9/2023).

Dia menyampaikan bahwa mediasi ini adalah salah satu upaya pembinaan yang dilakukan pihak kampus. Menurutnya dalam persoalan ini tidak ada sedikit pun upaya pembiaran dari pihak kampus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami lakukan pembinaan, tidak ada ceritanya ada pembiaraan. Sampai tadi pagi kami koordinasi terus, ketemu kepolisian, semoga situasi membaik, dari pihak keluarga mungkin nanti kami beri penjelasan," terang Zuhdi.

Sebelumnya, beredar rekaman CCTV di media sosial yang menunjukkan seorang maba bernama Muhammad Jamaludin dikejar dan dikeroyok panitia ospek serta diduga menjadi korban kekerasan.

ADVERTISEMENT
Tangkapan layar video CCTV maba Unitri diduga dikeroyok panitia ospek.Tangkapan layar video CCTV maba Unitri diduga dikeroyok panitia ospek. (Foto: tangkapan layar)

Peristiwa itu terjadi pada ospek hari pertama Senin (25/9) pagi. Dalam rekaman video itu terlihat seorang mahasiswa mengenakan baju putih dan celana panjang lari ke belakang saat dikejar hingga dikepung oleh gerombolan panitia.

Tidak hanya itu, maba itu juga terlibat tarik menarik dengan salah satu mahasiswa yang memakai almamater. Pemicu terjadinya keributan itu diduga karena perdebatan soal ukuran rambut Jamaludin.

Panitia ospek menilai rambut Jamaludin terlalu panjang dan tidak sesuai standar ketentuan saat ospek. Sedangkan dari versi Jamaludin, menyebut dirinya sudah memotong rambutnya rapi dan sesuai dengan ketentuan.

Perbedaan pendapat itu membuat kedua belah pihak terlibat perdebatan. Panitia berencana untuk melakukan pemotongan paksa, tapi Jamaludin menolak hingga terjadi kejar-kejaran.

"Jadi itu bukan dikeroyok, tapi rambutnya mau dipotong sama panitia cuman mahasiswa menolak dan lari. Panitia lain khawatir terjadi pengeroyokan jadi spontan aja berkumpul di sekitar mahasiswa baru itu," kata Zuhdi.

"Sebenarnya tidak ada (pemukulan). Kalau melihat video itu kalau dibilang tidak ada kekerasan, orang melihat persepsinya keliru juga. Itu adalah tindakan persuasif itu yang bisa kita sampaikan," sambungnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads