Warga Desa Randegan, Tanggulangin, Sidoarjo juga percaya bahwa mereka dilarang menikah dengan warga Desa Jiken, Tulangan, Sidoarjo. Cerita yang berkembang, ketika ada warga 2 desa itu yang nekat menikah, orang tuanya yang menjadi korban hingga mengalami kelumpuhan.
Desa Jiken dan Randegan, meski berbeda Kecamatan tapi letaknya bersebelahan. Sehari-hari warga kedua desa itu tetap bersosialisasi satu sama lain atau berniaga. Tapi sudah sejak lama warga kedua desa ini sangat berhati-hati dalam urusan pernikahan warga antardesa.
Gofur (42) warga Desa Randegan mengaku tidak yakin benar soal larangan menikah bagi warga kedua desa itu. Tetapi hingga kini warga Desa Randegan percaya cerita tutur dari nenek moyangnya apabila pantangan itu dilanggar keluarga pengantin akan mengalami kemalangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Benar tidaknya saya tidak tahu, karena belum ada bukti. Tapi saya pernah dengar ada anak Randegan yang nikah dengan orang Jiken. Sekarang mereka tinggal di Jiken, terus ada kabar orang tua mereka di Jiken langsung sakit lumpuh," kata Gofur kepada detikJatim, Senin (25/9/2023).
Salah satu tokoh masyarakat Desa Randegan, Suyadhim membenarkan tentang larangan yang sudah ada turun temurun dari nenek moyang warga Desa Randegan dan Desa Jiken. Pelanggaran akan larangan itu akan berimbas pada kemalangan anggota keluarga.
"Betul itu. Kalau ada warga yang melanggar pantangan itu hidupnya akan sengsara. Sehingga karena itulah sangat jarang sekali warga Desa Randegan yang melanggar larangan itu dan menikah dengan warga Desa Jiken," kata Suyadhim.
Sebelumnya, Bin Wasis (63), warga RT 5, RW 1, Desa Jiken juga mengakui tentang mitos yang dipercaya secara turun temurun itu. Wasis yang awalnya tidak terlalu percaya dan menganggap aturan mitos mengetahui sendiri bahwa sesuatu terjadi pada tetangganya yang nekat melanggar.
"Sekitar 2010 ada tetangga saya yang menikah dengan warga Desa Randegan. Beberapa bulan berikutnya salah satu keluarganya sakit hingga meninggal. Apakah itu secara kebetulan atau ada kaitannya dengan mitos itu?" Kata Bin Wasis.
Kustiah (62) warga Desa Jiken lainnya mengatakan bahwa saking kuatnya mitos itu tetangganya yang nekat melanggar aturan menikah dengan warga Desa Randegan itu hanya dalam hitungan jari. Sebagian besar dari mereka takut tertimpa bala.
"Sangat jarang sekali masyarakat di Desa Jiken ini yang menjodohkan anaknya dengan masyarakat dari Desa Randegan. Pernah ada warga di sini menikahkan anaknya belum ada setahun, orang tuanya sakit-sakitan. Rata-rata yang terjadi seperti itu," ujar Kustiah.
(dpe/iwd)