Massa aksi dari ormas Madura Asli (Madas) masih melakukan unjuk rasa dengan membuka tutup akses masuk Jembatan Suramadu di Jalur Bangkalan-Surabaya. Didampingi sejumlah petugas kepolisian, aksi demo ini membuat akses masuk di sisi Bangkalan itu dibuka tutup setiap beberapa menit.
Pantauan detikJatim, kurang lebih ada 200 orang dari berbagai elemen gabungan yang dikoordinir ormas Madas. Mereka melakukan aksi membentangkan spanduk di jalur Bangkalan-Surabaya, Jembatan Suramadu.
Sembari berorasi dengan pengeras suara dari pikap yang dijadikan mobil komando, massa yang ada di jalan raya membentangkan spanduk tuntutan tentang masalah tetesan air garam dan oli dari truk pengangkut garam yang kerap menyebabkan kecelakaan bagi warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah polisi gabungan mengamankan aksi yang dilakukan ormas Madas ini. Mereka melakukan upaya rekayasa buka tutup sembari tetap memberikan kesempatan bagi massa pengunjuk rasa menyampaikan aspirasi mereka.
Aksi demo di sisi Bangkalan tersebut berlangsung sejak sekitar pukul 13.15 WIB. Massa aksi Madas ini tidak hanya datang dari kawasan Madura tapi juga dari arah Surabaya. Mereka yang datang dari Surabaya juga sempat menggelar aksi di tengah-tengah Suramadu menutup satu jalur mobil.
![]() |
Imbas aksi ini lalu lintas kendaraan dari Bangkalan yang hendak ke Surabaya menjadi tersendat. Terutama untuk kendaraan roda empat, para pengendara harus bersabar menunggu giliran 1 lajur dibukakan oleh pihak kepolisian agar mereka bisa melintas.
Sementara itu, arus lalu lintas Jembatan Suramadu di jalur sebaliknya yakni dari Surabaya ke Bangkalan juga terpantau masih padat. Ada kemungkinan masih ada sebagian massa yang masih melakukan aksi di jalur ini untuk kemudian bergabung bersama massa lainnya di Bangkalan.
Sebelumnya, Ketua Umum Madas Berlian Ismail Marzuki menjelaskan aksi unjuk rasa itu bermula dari kekesalan warga karena seringnya terjadi kecelakaan di wilayah Kecamatan Tanah Merah, Galis, dan Blega, Bangkalan akibat tetesan air garam bercampur oli dari truk pengangkut garam.
"Di mana truk itu meneteskan cairan garam yang bercampur oli, sehingga membuat jalan licin dan menyebabkan terjadinya kecelakaan tunggal di antaranya motor, bahkan mobil juga kena dampak lincinnya jalanan. Sudah memakan 3 korban yang tewas di dalam kejadian yang berbeda dan masih banyak juga korban yang luka-luka yang disebabkan jalanan yang licin," kata Berlian kepada detikJatim, Senin (25/9/2023).
Berlian mengaku, kejadian itu sudah sangat meresahkan warga. Bahkan, warga setempat sempat memprotes kepada Dishub Kabupaten Bangkalan dan Satlantas Polres Bangkalan. Menurutnya, pihaknya juga sempat beberapa kali melakukan sweeping ke truk-truk yang bermuatan garam itu sembari mendata truk-truk bermuatan garam dari berbagai perusahaan.
"Pada saat sweeping tim dari Ormas Madas, Dishub, dan Lantas Kabupaten Bangkalan ditemukan beberapa perusahaan dan perorangan (petani garam) yang berasal dari Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Didominasi dari daerah di luar Bangkalan. Dari rapat koordinasi lintas sektoral itu, tidak dihadiri satupun asosiasi pengusaha garam maupun yang atas nama perorangan, termasuk Dishub Kabupaten Sumenep," ujarnya.
(dpe/dte)