Salah satu dari 2 pengacara rombongan prewedding dalam kasus kebakaran Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mendapat teror via WhatsApp. Dalam pesan itu dia disebut monyet.
Hasmoko, salah satu pengacara rombongan prewedding yang menyalakan flare di Bukit Teletubbies Bromo mengaku diteror melalui WhatsApp dan disebut monyet oleh oknum pedagang di Bromo. Selain itu, pengirim pesan juga mengancam akan mendatangi rumah Hasmoko.
"Monyet, kami pedagang-pedagang Gunung Bromo akan datang ke rumah anda malam ini," tulis oknum pedagang tersebut melalui pesan WhatsApp ke nomor Hasmoko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Teror ancaman ini dia dapatkan pada Sabtu (16/9/2023), sekitar pukul 15.01 WIB. Hasmoko menyebutkan bahwa orang yang mengancamnya mengaku bernama Yudi, salah satu pedagang di Bromo.
"Via WhatsApp, dia ngaku bernama Yudi. Tapi agar tak memperkeruh situasi jadinya tidak saya respons atau saya tanggapi," kata pria berusia 66 tahun itu saat dikonfirmasi via sambungan selular.
Menurut Hasmoko, dirinya saat ini masih fokus dalam perkara kebakaran Padang Savana dan Bukit Teletubbies Gunung Bromo. Sehingga dirinya mengaku tidak punya waktu untuk meladeni hal-hal yang tidak bermanfaat.
"Sama sekali tidak saya balas pesannya, memang tak biarkan. Elus dada saja saya, karena selain diancam, saya juga dikatain monyet," tutur pria asal Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo itu lalu tertawa.
Teror ini diduga berkaitan dengan pernyataan kuasa hukum rombongan prewedding Bromo yang akan melaporkan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Menurut mereka, kebakaran Bromo juga tidak bisa dilepaskan dari andil kelalaian petugas TNBTS.
(dpe/dte)