Usia muda tak menghalangi Qonita Qurratu Aini untuk meraih gelar sarjana. Masih berusia 20 tahun 4 bulan, Qonita dinobatkan menjadi wisudawan termuda pada Wisuda ke-128 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Lulus sebagai sarjana di usia muda, tak menghalangi mahasiswi Departemen Matematika ITS yang akan diwisuda Sabtu (16/9), ini untuk aktif di berbagai organisasi. Berbagai prestasi pernah ditoreh Qonita.
Qonita menceritakan, ia mulai mengenyam pendidikan di bangku sekolah sejak berusia dua tahun sebagai murid Kelompok Bermain (KB). Kemudian, ia melanjutkan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan waktu pendidikan yang sama seperti siswa lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku sendiri baru ikut program akselerasi ketika di SMA, jadi hanya dua tahun," kata Qonita dalam rilis yang diterima detikJatim, Jumat (15/9/2023).
Alumnus Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Malang ini mengungkapkan, berusia lebih muda dari teman-teman satu angkatan tak pernah menjadi penghalang baginya. Ia mengaku selalu mendapatkan dukungan dari orang-orang tercinta, termasuk ketika memutuskan lanjut memilih program studi Matematika di ITS.
"Sejauh ini tidak ada kesulitan yang berarti, karena lingkungannya yang selalu suportif," aku putri dari pasangan Dr Windarto MSi dan Widayati Setyorini SE tersebut.
Anak sulung dari dua bersaudara ini menambahkan, matematika telah menjadi pelajaran favoritnya sejak di bangku SD. Menariknya, ia juga selalu mendapatkan nilai Ujian Nasional (UN) sempurna di mata pelajaran tersebut.
"Hingga atas izin Allah saya diterima (masuk ITS) lewat jalur SBMPTN," tutur peraih juara pertama Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ITS cabang 10 Juz tahun 2020 ini.
![]() |
Awalnya, Qonita berpikir ilmu matematika yang dipelajarinya di bangku kuliah akan mirip dengan apa yang ia pelajari saat sekolah. Ternyata lebih dari itu, peminatan dari jurusan matematika sangat luas dan beragam.
Qonita pun memilih fokus pada penerapan matematika di bidang ilmu komputer yang juga ia terapkan pada penulisan tugas akhirnya.
Lebih lanjut, Qonita juga pernah mengikuti program Bangkit dari Google dengan fokusan machine learning. Melalui program ini, ia dan timnya berhasil menciptakan aplikasi CariHerb, aplikasi pendeteksi tanaman herbal yang dijalankan melalui kamera ponsel.
Tak tanggung-tanggung, melalui karya ini mereka berhasil memperoleh pendanaan dari Google serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Tak hanya aktif di dunia akademik, Qonita juga terlibat di berbagai organisasi internal serta eksternal jurusannya. Ia memiliki ketertarikan di bidang desain dan publikasi, aktif berkecimpung di Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA) dan Lembaga Kajian Kerohanian Islam (LKKI) Departemen Matematika ITS sebagai staf Departemen Media dan Informasi.
Terlepas dari berbagai kegiatan yang diikutinya, mahasiswi asal Surabaya ini tentu tak lepas dari berbagai kendala. Kerap kali, Qonita terkendala dalam membagi waktu di berbagai tanggung jawab yang dimiliki, apalagi ia juga mengambil program fast track jenjang Magister Program Studi Matematika saat sedang menempuh semester akhir sarjana.
Ternyata, rintangan tersebut justru membuat sosok kelahiran 29 Mei 2003 ini terus bersemangat. Dalam mengatur kesibukannya, ia selalu mengutamakan hal yang menjadi prioritas.
"Sebenarnya sesimpel mengatur prioritas mana yang perlu dikerjakan lebih dulu, tentukan pekerjaan yang jika dilakukan duluan bisa memudahkan pekerjaan lainnya," sarannya.
Ke depan, Qonita berencana untuk menyelesaikan kuliah magisternya lebih dulu sebelum berkecimpung di dunia praktisi. Ia juga berpesan kepada para mahasiswa ITS untuk terus semangat dan memaksimalkan kesempatan belajar selama menjadi mahasiswa.
"Jangan sia-siakan kesempatan untuk berkarya di bidang yang kita minati, bisa jadi kemudahan itu muncul dari berbagai amanah yang kita emban saat menjadi mahasiswa," pesannya.
(hil/dte)