Seekor buaya terekam kamera muncul di kawasan sungai di Nginden, Surabaya. Tim Gabungan BPBD dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kini menyusur sungai mencari keberadaan seekor buaya tersebut.
"Nanti akan melakukan patroli susur sungai sampai ke ujung muara," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Kota Surabaya Buyung Hidayat saat di konfirmasi detikJatim, Minggu (3/8/2023).
Buyung menyampaikan dua perahu karet akan dikerahkan untuk melakukan susur sungai mencari keberadaan buaya. Penampakan buaya diketahui sempat nongol di bawah Jembatan Nginden Intan. "Dari BPBD satu (perahu karet) dan DLH satu perahu," ujar Buyung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buyung lalu mengimbau warga sekitar untuk sebisa mungkin menghindari lokasi tersebut. Dan jika mengetahui keberadaan seekor buaya agar segera melaporkan ke Command Center 112.
"Mungkin warga kalau tidak berkepentingan untuk tidak main di sekitar arus sungai. Dan kalau ada yang melihat segera kontak ke 112, biar kita tindak lanjuti," imbaunya.
Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam wilayah 3 BBKSDA Jatim, Gatut Panggah Prasetyo menjelaskan keberadaan buaya terbilang normal dan tak mengganggu ekosistem. Meski demikian, ia mengimbau warga untuk waspada.
Menurutnya, buaya yang muncul diduga merupakan jenis muara atau Crocodylus Porosus. Buaya tersebut muncul diduga karena dipengaruhi oleh kualitas lingkungan sungai yang baik. Meski begitu masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
"Salah satu variabel, tapi presentase pengaruhnya sebesar apa perlu penelitian lebih lanjut. Soalnya satwa itu mirip dengan manusia, dia punya daya adaptasi," ungkap Gatut.
Berdasarkan data dari BBKSDA Jatim, selama tahun 2022, tercatat ada tiga laporan kemunculan seekor buaya di sungai Jagir Wonokromo.
"Kalau info, 3 kali terlihat 1 ekor, namun sepertinya lokasi tersebut sebagai homerange buaya muara di Sungai Jagir Wonokromo yang bermuara di laut dekat wilayah Wonorejo," papar Gatut.
Gatut juga menyampaikan, selain di Surabaya, kemunculan buaya muara juga dilaporkan terjadi di Sidoarjo, Gresik dan juga Lamongan. Meski demikian, pihaknya mengimbau agar satwa tersebut tetap dipantau karena buaya juga punya hak untuk hidup.
"Tentunya dari sisi konservasi kita juga harus tetap memberikan hak hidup bagi sang satwa, langkahnya akan koordinasi dengan BPBD seksi Darlog Pemkot Surabaya untuk memantau keberadaannya sehingga tidak sampai memakan korban," jelasnya.
"Mungkin bisa diberikan papan himbauan, jika sampai meresahkan dan membahayakan akan diupayakan untuk dievakuasi, namun sebenarnya ini bukan solusi, karena memang habitat nya disana," tandas Gatut.
(abq/fat)