Kebakaran di kawasan Gunung Arjuno belum padam. Kebakaran lahan ini bahkan terus meluas dan membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak warga untuk salat minta hujan.
"Saya di atas tadi berpikir sudah saatnya mungkin kita salat minta hujan. Saya melihat titik api cukup panjang. Saya potret tadi titik api ini kalau tidak ketemu batu dia akan meluas. Angin juga mempercepat api merembet. Sepuluh harian tidak hujan di kawasan Gunung Arjuno," ujar Khofifah, Sabtu (2/9/2023).
Khofifah menyampaikan itu setelah melakukan pemantauan hutan di Gunung Arjuno dari udara. Dia melakukan pemantauan naik helikopter dari Posko BNPB di Prigen, Pasuruan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia memastikan bahwa upaya pemadaman darat sudah dilakukan oleh ratusan petugas, relawan, juga warga sekitar. Pemadaman dari udara dengan helikopter juga mulai dilakukan. Namun dia menilai bahwa ikhtiar meminta hujan dengan cara salat perlu dilakukan.
![]() |
"Masyarakat sudah mulai bergantian membuat titik titik pembatas jadi diharapkan api tidak melampaui titik pembatas. Tapi kalau kena angin akan melampaui titik pembatas itu," jelasnya.
Data sementara yang dihimpun, 1.200 hektare lahan di kawasan Arjuno terbakar. Meliputi Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Malang; Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Malang; Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan; Kelurahan Ledug dan Kelurahan Pecalukan, Kecamatan Prigen, Pasuruan.
Sekadar diketahui, Karhutla di Gunung Arjuno terjadi sejak 6 hari lalu. Kebakaran masuk wilayah Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan serta di kawasan Jawa Dwipa dan Cemorosewu. Selain itu, kobaran api juga meluas ke Sawahan Kesek dan Gumandar.
Gabungan petugas, relawan, dan warga melakukan upaya pemadaman dengan cara manual, yakni dengan cara gebyok atau memukulkan ranting pohon ke sumber api. Pemadaman bahkan dilakukan hingga malam hari. Pemadaman dengan helikopter water bombing juga sudah dilakukan.
(dpe/dte)