10 Cara Belajar TOEFL Tanpa Bimbel

10 Cara Belajar TOEFL Tanpa Bimbel

Aujana Mahalia - detikJatim
Kamis, 31 Agu 2023 17:00 WIB
Ilustrasi Ujian Mengerjakan Soal
Ilustrasi TOEFL/Foto: Shutterstock/
Surabaya -

Test of English as a Foreign Language (TOEFL) merupakan tes standar internasional, yang digunakan untuk mengukur kemampuan berbahasa Inggris orang yang bukan penutur asli bahasa Inggris.

Saat ini, TOEFL sering digunakan sebagai persyaratan masuk ke perguruan tinggi atau universitas di negara-negara berbahasa Inggris. Serta untuk tujuan imigrasi atau pekerjaan di negara-negara tersebut.

TOEFL memainkan peran penting dalam memfasilitasi komunikasi internasional dan membantu individu meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Mempersiapkan diri dengan baik untuk tes ini melalui latihan dan memahami formatnya, dapat membantu detikers mencapai skor yang diinginkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanpa adanya persiapan yang tepat, akan sulit bagi detikers untuk mengerjakan soal-soal pada tes TOEFL. Kebanyakan orang akan mempersiapkan tes TOEFL dengan mengikuti suatu bimbingan khusus atau kursus bahasa Inggris.

Tapi sebenarnya, detikers bisa belajar TOEFL secara otodidak walaupun tidak mengikuti bimbingan atau kursus. Berikut ini sederet tips belajar TOEFL otodidak tanpa bimbingan.

ADVERTISEMENT
Ilustrasi IELTS dan TOEFLIlustrasi TOEFL/ Foto: Dok. Shutterstock

Cara Belajar TOEFL Tanpa Bimbel:

1. Pahami Format Ujian

Ketika memulai belajar TOEFL, detikers bisa mengenali struktur dan format TOEFL terlebih dahulu. Termasuk bagian listening, reading, speaking, dan writing.

2. Gunakan Sumber Belajar

Buku panduan atau sumber online yang berkualitas menjadi kunci yang penting dalam belajar TOEFL. Materi resmi dari ETS, penyelenggara TOEFL, adalah pilihan bagus yang detikers bisa pakai ketika mulai belajar TOEFL.

Selain itu, detikers juga bisa mengunduh aplikasi belajar TOEFL di ponsel. Banyak aplikasi yang menyediakan latihan soal, pengucapan kata, dan penjelasan materi.

3. Listening Practice

Dengarkan berita, podcast, musik atau tonton film/serial berbahasa Inggris. Latih kemampuan mendengarkan untuk memahami aksen berbeda. Ini juga dapat membantu detikers dalam meningkatkan pemahaman mendengarkan dan kosakata kalian secara lebih alami.

4. Reading Practice

Baca artikel, ensiklopedia, atau buku berbahasa Inggris. Dengan banyak membaca, detikers bisa melatih pemahaman bacaan serta identifikasi informasi-informasi penting. Latihan membaca terus-menerus juga dapat membantu meningkatkan hasil tes TOEFL detikers nantinya.

5. Speaking Practice

Setiap ada kesempatan, detikers bisa mulai untuk mencoba berlatih berbicara dalam bahasa Inggris. Mulai rekam diri sendiri dan dengarkan, ini juga membantu detikers dalam memperbaiki kelemahan dari waktu ke waktu.

6. Writing Practice

Setelah melakukan speaking practice, detikers juga bisa menulis esai atau tanggapan singkat dalam bahasa Inggris. Jangan lupa untuk tetap memperhatikan struktur, tata bahasa, dan keragaman kata.

7. Simulasi Ujian

Untuk mengukur kemampuan detikers, bisa mencoba tes latihan dan simulasi ujian TOEFL yang mirip dengan sesungguhnya. Dengan melakukan tes praktik secara berkala, ini bisa berguna untuk mengukur kemajuan kemampuan detikers.

8. Waktu yang Konsisten

Tetapkan jadwal belajar yang konsisten dan disiplin. Daripada belajar panjang dalam satu sesi, detikers lebih baik belajar secara teratur dalam waktu yang lebih singkat.

Dengan latihan yang terarah, dan pemahaman mendalam atas jenis pertanyaan dalam ujian, akan membantu detikers mencapai skor TOEFL yang diinginkan.

9. Ulasan dan Koreksi

detikers juga bisa mulai meminta orang lain untuk mengulas tulisan dan memberikan koreksi. Ini akan membantu memperbaiki kesalahan serta menambah informasi mengenai hal-hal apa saja yang detikers perlu tingkatkan kembali.

10. Fokus pada Kekuatan dan Kelemahan

Terakhir, identifikasi bagian di mana detikers merasa kuat dan di mana perlu meningkatkan diri. Latih kedua aspek tersebut secara seimbang dan lebih terarah.

Ingat! Konsistensi dan latihan terus-menerus menjadi hal yang sangat penting dalam belajar TOEFL.

Penting juga untuk memahami persyaratan TOEFL yang diperlukan oleh institusi atau tujuan detikers, sebelum mendaftar untuk tes. Setiap institusi atau negara bisa jadi memiliki persyaratan skor TOEFL yang berbeda untuk masuk ke program studi tertentu, atau mendapatkan visa. Semangat mempelajari TOEFL, detikers!

Jenis-jenis TOEFL

1. TOEFL IBT (Internet-based Test)

Ini adalah format TOEFL yang paling umum digunakan. Tes ini diambil secara daring dan terdiri dari empat bagian.

Empat bagian itu yakni reading (membaca), listening (mendengarkan), speaking (berbicara), dan writing (menulis). Setiap bagian dinilai dalam skala 0-30, dan nilai-nilai ini dijumlahkan untuk menghasilkan skor total maksimum 120.

2. TOEFL PBT (Paper-based Test)

Meskipun lebih jarang digunakan, TOEFL PBT masih ada di beberapa tempat. Tes ini terdiri dari tiga bagian.

Tiga bagian itu yakni listening, structure and written expression (struktur dan ekspresi tertulis), dan reading comprehension (pemahaman membaca). Skor total TOEFL PBT berkisar antara 310-677.

3. TOEFL ITP (Institutional Testing Program)

Tes ini digunakan oleh institusi pendidikan tertentu untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris mahasiswa dalam lingkungan akademik. TOEFL ITP ini tidak umum digunakan untuk tujuan penerimaan universitas atau imigrasi.


Artikel ini ditulis oleh Aujana Mahalia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sun/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads