Layanan umum di Kabupaten Malang khususnya bagi disabilitas masih jauh dari impian. Hal ini bisa dilihat masih ada sebagian infrastruktur publik di Kabupaten Malang jauh dari kata aman bagi penyandang disabilitas dan kaum rentan.
Kondisi itu ditemukan Gerakan Kesejahteraan untuk Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) Kabupaten Malang, bersama Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI), saat melakukan survei layanan umum inklusif di wilayah Kepanjen, Kabupaten Malang, hari ini.
Sejumlah tempat yang dilakukan survei adalah Kantor Kecamatan Kepanjen, Polres Malang, dan Mal Pelayanan Publik Kabupaten Malang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Pelaksana riset aksi keseteraan gender dan inklusi sosial atau disingkat GESIT, Yetty Retno Setyowati menilai, bahwa keberadaan tempat pelayanan publik di wilayah Kepanjen, cukup baik.
Namun, kondisinya masih perlu dibenahi untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi penyandang disabilitas serta kaum rentan.
"Tadi di Kantor Kecamatan Kepanjen, cukup belum memberikan inklusi bagi penyandang disabilitas dan kaum rentan. Belum tersedia guiding block, jalan curam. Selain huruf braille," terang Yetty kepada detikJatim di Mal Pelayanan Publik Kabupaten Malang Jalan Trunojoyo, Kepanjen, Kamis (31/8/2023).
Dari tiga lokasi yang dilakukan survei, lanjut Yetty, infrastruktur bagi penyandang disabilitas di Kantor Kecamatan Kepanjen belum memadai. Termasuk belum adanya guiding block di dalam Mal Pelayanan Publik. Meskipun fasilitas lain sudah tersedia.
"Dari riset kami, yang kantor kecamatan (Kepanjen) sebetulnya sangat jauh sekali. Karena mulai masuk, kita kan ada tiga penyandang, netra, rungu, serta daksa. Bidang miringnya sangat tajam, guiding block-nya juga tidak ada," bebernya.
Yetty mengaku, hasil riset ini akan disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Malang, untuk bisa segera melakukan pembenahan fasilitas publik yang ramah bagi penyandang disabilitas dan kaum rentan.
"Nanti hasil riset ini, untuk mengadvokasi kepada pemerintah. Dimana kita akan menginformasikan adanya standarisasi dalam pembangunan, khususnya fasilitas bagi penyandang disabilitas dan kaum rentan," akunya.
Yetty menambahkan, riset akan kembali dilakukan dengan menyusuri pedestarian Jalan Trunojoyo, Kepanjen, esok hari. "Besok kita cek ke jalan. Sepanjang Jalan Trunojoyo, bagaimana kondisi, apakah sudah memenuhi standar atau belum," pungkasnya.
(mua/fat)