Seakan tidak ada kapok-kapoknya, Masriah kini kembali berulah. Meski tidak lagi membuang air kencing dan tinja, kali ini Masriah disebut menghalangi akses jalan saat pikap membawa material renovasi rumah Wiwik Winarti.
Pikap yang seyogyanya mengirim material ini terpaksa tidak bisa masuk ke kawasan rumah Wiwik, Desa Jogosatru, Sukodono, Sidoarjo. Material itu terpaksa diusung sedikit demi sedikit kuli bangunan yang menggarap renovasi rumah Wiwik.
"Awalnya mobil pikap muat material bisa masuk hingga depan rumah, dua hari ini tidak bisa masuk karena di depan rumah Masriah ada batu besar dan sepeda motor yang diparkir di depan rumah," beber Wiwik ditemui detikJatim di rumahnya, Rabu (23/8/2023) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantaran pikap tak bisa masuk hingga depan rumah Wiwik, para pekerja pun memindahkan material dengan gerobak. Wiwik pun merasa iba dengan para pekerja yang merenovasi rumahnya.
"Kami kasihan pekerja yang merenovasi rumah. Mulai kemarin (Selasa) mereka mengusung material dengan gerobak, karena mobil pikap tidak bisa masuk depan rumah," tambah Wiwik.
Masriah diduga sengaja meletakkan sejumlah halangan di depan pagar rumahnya yang merupakan satu-satunya akses lebar ke rumah Masriah. Salah satunya batu besar. Imbasnya, pikap muat material untuk renovasi rumah Wiwik tidak bisa lewat.
Pantauan detikJatim, satu-satunya akses menuju ke rumah Wiwik Winarti memang harus melewati sebuah gang selebar sekitar 4 meter. Kendaraan roda 4 pribadi maupun pikap harus melewati depan rumah Masriah.
Namun yang tidak kalah membuatnya bahagia, Bupati Gus Muhdlor memberi perhatian.Rumah Wiwik rusak lantaran selama bertahun-tahun disiram air kencing dan tinja oleh Masriah.
"Kami bersyukur bahwa Gus Muhdlor telah membantu kami melakukan renovasi rumahku yang rusak akibat disiram air kencing dan tinja," ucapnya.
Wiwik menjelaskan, pada hari Selasa (15/8) yang lalu Gus Muhdlor menggelar mediasi di Kantor Balai Desa Jogosatru. Di sana Gus Muhdlor membicarakan terkait kasus teror penyiraman air kencing dan tinja oleh Masriah.
"Karena mediasi gagal kemudian Gus Muhdlor mampir ke rumah, pada saat melihat kondisi rumah, Gus Muhdlor janji akan merenovasinya. Alhamdulillah sejak empat hari yang lalu rumah langsung direnovasi," jelas Wiwik.
Sementara Gus Muhdlor mendorong perselisihan antara Masriah dan Wiwik Winarti diselesaikan secara kekeluargaan. Pihaknya sempat menggelar mediasi di Balai Desa Jogosatru, tetapi Masriah tidak hadir. Gus Muhdlor menyebut kasus tersebut tidak sesuai dengan apa yang diajarkan agama Islam.
"Haram menurut hadis nabi, orang itu tidak masuk surga kalau nggak baik dengan tetangganya," kata Gus Muhdlor usai peluncuran Desa Digital di Pendopo Delta Wibawa.
(dpe/fat)