Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN Satu) Tulungagung memecahkan rekor Muri atas karya lukisan kaligrafi Asmaul Husna terpanjang. Rangkaian kaligrafi memiliki panjang hingga 1.500 meter.
Perwakilan Muri, Sri Widayati, mengatakan dari hasil verifikasi di lapangan karya tersebut layak untuk dinobatkan sebagai rangkaian kaligrafi Asmaul Husna terpanjang dan dicatatkan dalam rekor Muri nomor 11129/R.MURI/VIII/2023.
"Rekor ini tercatat sebagai pemecahan rekor yang ke-11.129," kata Sri Widayati, Kamis (17/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya mengapresiasi antusiasme mahasiswa dalam mencipta karya spektakuler dan berhasil menembus rekor Muri. Jerih payah tersebut diharapkan akan menjadi pintu kemuliaan hidup, karena telah mengagungkan nama Allah.
![]() |
"Semoga menjadi pintu bagi kemuliaan hidup anda, menjadi jembatan yang menghubungkan Anda dengan keberhasilan hidup dan menjadi sarana bagi anda untuk menjadi sosok yang dibanggakan. Oleh keluarga, masyarakat, maupun lingkungan," ujarnya kepada mahasiswa.
Sementara itu Rektor UIN Satu Tulungagung Maftukhin, mengatakan karya lukisan kaligrafi Asmaul Husna terpanjang tersebut dibuat oleh 4.545 mahasiswa baru, dalam rangkaian Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) 2023.
Kaligrafi itu dibuat dalam kurun waktu selama setengah hari. Dengan gembira, ribuan mahasiswa baru melukis kaligrafi 99 Asmaul Husna menggunakan cat pastel dalam kain sepanjang 1.500 meter dengan lebar 60 cm.
Pihaknya sengaja memilih Asmaul Husna agar mahasiswa baru dapat mengenal 99 nama Allah, sekaligus menjadi inspirasi bagi seluruh peserta.
"Asmaul Husna jumlahnya 99, semua ada pada manusia. Semua asma Tuhan itu bisa dicerminkan dalam diri manusia," kata Maftukhin.
Rektor mengaku akan terus berusaha memajukan UIN Satu, sehingga mampu mencatatkan sejarah dan prestasi, sehingga bisa menjadi inspirasi generasi penerus.
Rekor kali ini merupakan yang kedua bagi UIN Satu Tulungagung. Rekor pertama diraih sebagai pemrakarsa dan penyelenggara buku berisi kumpulan karya mahasiswa baru tertebal yakni 1,3 meter atau 20.490 halaman.
Buku tersebut merupakan karya mahasiswa baru tahun akademik 2020 pada masa pandemi COVID-19, namun baru dicatatkan ke Muri pada 2022.
(dpe/iwd)