Petani Malang yang Prihatin Pupuk Mahal Upacara HUT RI di Tengah Sawah

Petani Malang yang Prihatin Pupuk Mahal Upacara HUT RI di Tengah Sawah

Muhammad Aminudin - detikJatim
Kamis, 17 Agu 2023 19:49 WIB
Petani Malang tetap memupuk nasionalisme dengan upacara di tengah sawah meski prihatin harga pupuk mahal.
Petani Malang tetap memupuk nasionalisme dengan upacara di tengah sawah meski prihatin harga pupuk mahal. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Puluhan warga Dusun Segaran, Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, menggelar upacara bendera menyambut HUT ke-78 Kemerdekaan RI. Uniknya, upacara itu digelar di areal persawahan sebagai wujud keprihatinan.

Selain untuk membangkitkan nasionalisme, upacara di area persawahan itu merupakan wujud keprihatinan masyarakat petani tentang mahalnya harga pupuk saat ini.

Setidaknya ada 70 orang petani yang menjadi peserta upacara tersebut. Selain mereka, ada sejumlah anak-anak dusun yang ingin merayakan momen hari kemerdekaan dengan menyaksikan upacara itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiang bendera dibuat dari batang bambu setinggi hampir 15 meter. Tiang bambu itu digunakan sebagai tiang bendera yang berukuran 3x6 meter yang mereka kibarkan di tengah sawah.

"Kegiatan upacara ini, untuk menumbuhkan kembali rasa nasionalisme. Karena sempat vakum beberapa tahun," kata Ketua Pelaksana Wanto kepada wartawan di lokasi, Kamis (17/8/2023).

ADVERTISEMENT

Wanto mengaku upacara di tengah hamparan persawahan merupakan yang pertama kali digelar. Sebelumnya, para petani menggelar upacara di area pemukiman warga.

Petani Malang tetap memupuk nasionalisme dengan upacara di tengah sawah meski prihatin harga pupuk mahal.Petani Malang tetap memupuk nasionalisme dengan upacara di tengah sawah meski prihatin harga pupuk mahal. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)

"Ini pertama kali, sawah dipilih sebagai tempatnya," akunya.

Seperti umumnya upacara bendera, seorang pemimpin upacara lebih dulu memasuki lapangan upacara. Baru kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian mengheningkan cipta.

Upacara itu juga dilengkapi dengan pembacaan teks Proklamasi, teks Pancasila, dan menyanyikan lagu Padamu Negeri. Terlihat sejumlah petani membawa karung pupuk yang sudah ditulis kritikan akan mahalnya harga pupuk.

"Harapan kami, pupuk tidak sulit dan harganya terjangkau. Karena itu yang dikeluhkan para petani di sini," ujarnya.

Sementara salah satu petani, Holili (65) mengatakan bahwa pupuk subsidi saat ini sulit didapatkan. Berbeda dengan pupuk non subsidi yang mudah, namun harganya mahal. Petani harus menggunakan Pupuk urea dan Phonska.

"Harga pupuk subsidi itu harganya Rp 125 ribu setengah kuintal, tapi sulit didapat. Sedangkan, pupuk non subsidi, harganya mencapai Rp 350 ribu setengah kuintal," imbuhnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads