.webp)
Bunyi misterius seperti orang menggali sumur dengan nada teratur, disertai getaran yang dirasakan warga setempat diduga bersumber di bawah 5 rumah warga di Dusun Tengah, RT 07, RW 02, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep. Warga di 5 rumah itu sempat panik keluar rumah.
"Ada sekitar 5 rumah warga yang mendengar bunyi tersebut dan merasakan adanya getaran, " kata Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti kepada detikJatim, Sabtu (12/8/2023).
Berdasarkan data yang dihimpun Polsek Lenteng diteruskan kepada Polres Sumenep, kelima rumah itu merupakan milik warga berbeda. Berikut ini daftarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Rumah (sekaligus Toko) milik Jakfar.
2. Rumah milik Jazuli.
3. Rumah milik H Badrun.
4. Rumah milik Ramli.
5. Rumah milik Ibu Naim.
Humas Polres Sumenep yang akrab disapa Widi menyebutkan bahwa bunyi tumbukan dan getaran itu terjadi mulai pukul 09.45 WIB hingga sekitar pukul 10.30 WIB, atau berlangsung selama 45 menit.
Widi menjelaskan bahwa hingga sore ini bunyi tumbukan dan getaran dari dalam bumi yang sempat membuat warga khawatir dan panik sudah tidak terjadi lagi.
"Suara dan getarannya juga sudah tidak dirasakan lagi oleh warga, " kata Widi.
Sebelumnya, warga di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep dihebohkan dengan suara tumbukan dan getaran dari dalam bumi. Kekhawatiran warga itu terlihat dalam video yang beredar melalui aplikasi perpesanan WhatsApp.
"Seperti orang menggali sumur. Ada getaran-getaran dari dalam bumi," demikian suara di dalam video itu.
Kapolsek Lenteng AKP Bondan Wibowo membenarkan suara misterius dari dalam bumi itu dilaporkan oleh warga di Desa Moncek Tengah. Warga setempat menurutnya memang sempat khawatir karena tidak hanya mendengar suara tetapi juga merasakan getaran.
"Iya ada getaran dan ada suara," kata Bondan.
Dia menyebutkan bahwa warga setempat memang sempat khawatir dengan suara dan getaran tersebut. Karena itu warga menghubungi pemerintah desa, kemudian menghubungi BPBD, serta pihak kepolisian.
"Karena masyarakat khawatir dan sebagainya akhirnya menghubungi ke banyak pihak. Ke pemerintah desa, ke BPBD, dan sebagainya. Namun sampai saat ini suara tersebut hilang dan tidak muncul lagi," katanya.
(dpe/iwd)
