Tidak hanya pihak kepolisian sektor Lenteng yang datang ke lokasi permukiman warga Desa Moncek Tengah. BPBD hingga SAR bergerak ke lokasi untuk teliti fenomena tersebut.
Koordinator Unit Siaga SAR Sumenep Nanang Pujo mengatakan bahwa pihaknya juga menerjunkan tim untuk melakukan penanganan bila memang diperlukan.
"Teman-teman SAR sedang OTW ke sana. Di sana sudah ada teman-teman BPBD Sumenep yang sedang melakukan asesmen awal," ujar Nanang ketika dikonfirmasi detikJatim, Sabtu (12/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nanang mengaku baru akan berangkat ke lokasi sekitar pukul 14.40 WIB. Tim SAR akan menerjunkan beberapa personel kecil ke lokasi untuk melihat perkembangan situasi.
Dia sendiri belum mendapatkan konfirmasi yang pasti dari pihak BPBD yang melakukan asesmen awal tentang dugaan sementara penyebab fenomena bunyi misterius dari dalam bumi itu.
"Waduh, Kami belum tahu untuk dugaan awal seperti apa. Itu dari teman-teman BPBD. Karena ini juga termasuk fenomena baru. Tapi lebih jelasnya bisa ke BPBD," ujarnya.
![]() |
Dia menjelaskan bahwa Tim SAR dalam kasus ini sifatnya hanya menerima informasi dari BPBD Sumenep apabila memang dibutuhkan penanganan evakuasi.
"Kami sifatnya hanya menerima informasi dari BPBD, apa memang perlu evakuasi atau membahayakan jiwa, kami akan ke sana. Kalau asesmen awal dari teman-teman BPBD," pungkasnya.
Sebelumnya, bunyi disertai getaran misterius dari dalam bumi yang didengar dan dirasakan warga Desa Moncek Tengah, Lenteng, Sumenep terjadi hingga 45 menit. Hal ini membuat warga khawatir.
"Bunyi di dalam bumi. Bunyi tumbukan di dalam bumi. Seperti orang menggali sumur. Ada getaran-getaran dari dalam bumi," demikian suara pria dalam video yang beredar di percakapan WhatsApp.
Pihak kepolisian sudah ke lokasi tapi juga belum bisa memastikan fenomena apa yang terjadi di Desa Moncek Tengah. Seperti disampaikan Kapolsek Lenteng AKP Bondan Wibowo.
"Nanti yang menjelaskan mungkin dari ahlinya, dari BPDB atau lainnya. Kami tidak paham penyebabnya, namun suara tersebut sekarang sudah reda atau sudah berhenti," katanya.
(dpe/iwd)