Logo Hari Pramuka 2023 dan Link untuk Mengunduhnya

Logo Hari Pramuka 2023 dan Link untuk Mengunduhnya

Suki Nurhalim - detikJatim
Rabu, 09 Agu 2023 22:30 WIB
Logo Hari Pramuka ke-62 Tahun 2023
Logo Hari Pramuka 2023/Foto: Dok. Komisi Pengabdian Masyarakat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Surabaya -

Hari Pramuka diperingati setiap tanggal 14 Agustus. Logo Hari Pramuka 2023 sudah dirilis, dan berikut ini ulasannya.

Pada 8 Juni 2023, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menerbitkan Surat Keputusan (SK) Nomor 68 Tahun 2023, tentang Logo 62 Tahun Gerakan Pramuka. SK tersebut ditandatangani Komjen Pol (Purn) Drs Budi Waseso. Ia merupakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Logo Hari Pramuka 2023 terdiri dari angka 6 dan angka 2. Itu merupakan angka ulang tahun Gerakan Pramuka yang ke-62. Angka 6 hasil stilasi dari Kelopak Tunas. Sedangkan angka 2 yang menopang Logogram Tunas menjadi satu kesatuan yang kokoh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam logo Hari Pramuka 2023 juga ada logotype PRAMUKA. Kemudian tertera tema Hari Pramuka 2023 yakni SUMBER DAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL DAN PROPORSIONAL.

"Secara keseluruhan, logo 62 tahun diharapkan bisa membangun citra positif gerakan pramuka ke depan dengan mempersiapkan dan melibatkan sumber daya manusia yang proporsional dan profesional," berikut keterangan dalam SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 68 Tahun 2023 yang dikutip detikJatim, Rabu (9/8/2023).

ADVERTISEMENT

Berikut ini link untuk mengunduh logo Hari Pramuka 2023. Ada empat link yang bisa dipilih.

Sejarah Gerakan Pramuka

Mengutip buku Sejarah Pramuka Indonesia dan Cikal Bakal Jambore Nasional karya Toto Sugiarto, sejarah Pramuka Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda. Tepatnya pada 1912, saat muncul organisasi Pramuka cabang milik Belanda dengan Nederlandse Padvinders Organisatie (NPO).

Namun, nama organisasi Pramuka itu berubah menjadi Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) pada 1916. Di tahun yang sama, Mangkunegara VII membentuk organisasi Pramuka pertama Indonesia dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO). Mengutip laman Kemdikbud, kemunculan JPO memicu gerakan nasional lain untuk membuat organisasi sejenis.

Pada 1926, dua organisasi Pramuka Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) disatukan menjadi Indonesische Padvinderij Organisatie (INPO).

Melihat semakin banyak organisasi Pramuka milik Indonesia, Belanda melarang organisasi Pramuka selain milik Belanda dalam menggunakan istilah Padvinder. Oleh sebab itu, KH Agus Salim memperkenalkan istilah pandu atau kepanduan untuk organisasi Pramuka milik Indonesia.

Pada 23 Mei 1928, muncul organisasi Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) yang anggotanya terdiri dari INPO, SIAP, NATIPIJ, dan PPS.

Pada 27-29 Desember 1945, berlangsung Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta. Kongres tersebut menghasilkan Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia.

Namun, Pandu Rakyat Indonesia dilarang berdiri di daerah-daerah yang sudah dikuasai Belanda pada Agresi Militer II tahun 1948. Hal tersebut memicu munculnya organisasi lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Organisasi kepanduan di Indonesia yang berjumlah ratusan kemudian dibagi menjadi beberapa federasi. Namun, terdapat kelemahan pada beberapa federasi tersebut. Sehingga dibentuklah organisasi Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO).

Pada 1960, Pemerintah Indonesia dan MPRS berupaya untuk membenahi organisasi kepanduan di Indonesia. Pada 9 Maret 1961, Preseiden Soekarno mengumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan kepanduan Indonesia untuk memperbaharui aktivitas organisasi dan melebur seluruh organisasi menjadi satu dengan nama Pramuka.

Dalam kesempatan ini, Presiden Soekarno juga membentuk panitia pembentukan gerakan Pramuka yang terdiri dari Sri Sultan Hamengku Buwono XI, Prijono, Aziz Saleh, Muljadi Djojo Martono serta Achmadi. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Hari Tunas Gerakan Pramuka.

Pada 20 Mei 1961, terbit keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka memiliki lambang Tunas Kelapa. Momen itu disebut sebagai Hari permulaan tahun kerja.

Pada 20 Juli 1961, seluruh tokoh-tokoh organisasi kepanduan Indonesia berkumpul di Istana Olahraga Senayan untuk menyatakan menggabungkan diri dengan organisasi Gerakan Pramuka. Momen itu disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.

Selanjutnya, Gerakan Pramuka diperkenalkan secara resmi kepada masyarakat luas melalui sebuah upacara di halaman Istana Negara pada 14 Agustus 1961. Hal ini ditandai dengan penyerahan Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono XI selaku Ketua Pertama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Panji itu lalu diteruskan Sri Sultan Hamengku Buwono IX kepada suatu barisan defile yang terdiri dari para Pramuka di Jakarta, lalu dibawa berkeliling kota. Peristiwa ini ditetapkan sebagai Hari Pramuka yang diperingati setiap tahunnya.

Hingga saat ini, Gerakan Pramuka menjadi organisasi yang sudah tertanam dalam kegiatan pembelajaran non-formal di Indonesia.




(sun/iwd)


Hide Ads