HNSI Soroti Penggunaan Pelampung Soal 4 ABK Trenggalek Hilang Tergulung Ombak

HNSI Soroti Penggunaan Pelampung Soal 4 ABK Trenggalek Hilang Tergulung Ombak

Adhar Muttaqin - detikJatim
Rabu, 09 Agu 2023 01:00 WIB
Ketua HNSI Jatim M Nur Arifin
Foto: Ketua HNSI Jatim M Nur Arifin (Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Timur mengaku prihatin dengan insiden kecelakaan perahu nelayan di Tulungagung yang mengakibatkan empat nelayan hilang. Salah satu tingginya fatalitas karena nelayan tradisional tidak memakai alat keselamatan.

Ketua HNSI Jatim Mochamad Nur Arifin saat mengunjungi korban selamat di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, mengatakan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) aktivitas melaut harus mengedepankan sisi keamanan dan keselamatan.

"Tadi seperti disampaikan pihak pelabuhan, kepatuhannya itu adalah menggunakan safety gear, dalam hal ini adalah pelampung. Tapi ya itu, nelayan itu kebanyakan tidak telaten dan risih kalau pakai pelampung," kata Arifin, Selasa (8/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang juga Bupati Trenggalek ini mengatakan kebiasaan nelayan tersebut harus diubah dengan membiasakan diri menggunakan alat keselamatan yang memadai. Hal itu dinilai penting dilakukan, karena musibah di laut bisa datang kapan saja.

"Mungkin bagi nelayan merasa aman-aman saja, tapi kalau sudah kejadian seperti ini bagaimana. Ingat di rumah masih ada keluarga yang menunggu," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Arifin menambahkan terkait pelampung keselamatan, saat ini memiliki banyak model dan jenis. Sehingga bisa menyesuaikan dengan kenyamanan untuk aktivitas di laut.

"Kalau pakai yang model rompi merasa risih dan panas, mungkin bisa memakai yang model ikat pinggang, saya rasa lebih nyaman dipakai. Harganya juga murah," jelasnya.

Pihaknya mendorong para nelayan untuk meningkatkan kesadaran diri dalam menjaganya keselamatan saat melaut.

"Tidak hanya pelampung, nelayan juga perlu melindungi diri dengan asuransi. Ada asuransi seperti BPJS Ketenagakerjaan yang bisa dimanfaatkan, sehingga apabila ada apa-apa bisa tercover biayanya," imbuhnya.

Sebelumnya dua perahu nelayan asal Kecamatan Watulimo, Trenggalek hancur dihantam gelombang tinggi di Pantai Gladak, Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung. Akibatnya empat ABK dinyatakan hilang dan empat lainnya berhasil diselamatkan.

Saat ini Tim SAR gabungan masih melakukan upaya pencarian terhadap empat korban hilang. Petugas melakukan penyisiran di laut dan dan darat.

"Informasi dari Basarnas, sampai saat ini hasilnya masih nihil. Semoga mereka yang hilang bisa ditemukan dengan selamat," kata Arifin.




(abq/iwd)


Hide Ads