BMKG menetapkan Agustus puncak kemarau tahun 2023. Menghadapi musim kemarau, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Lamongan terus melakukan pengawalan untuk ketersediaan air di Lamongan.
Kepala Dinas PU SDA Kabupaten Lamongan Gunadi menuturkan hingga kini ketersediaan air dari daerah sekitar irigasi, yakni Waduk Gondang dan Waduk Prijetan masih aman. Pasalnya, petani sudah memasuki musim tanam palawija sehingga tidak membutuhkan banyak air.
Namun, aku Gunadi, ada sedikit kendala di wilayah sekitar Bengawan Njero karena terdapat 6 ribu hektar lahan yang masih berada masa tanam padi yang membutuhkan banyak air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami terus mengawal ketersediaan air di Lamongan khususnya untuk kegiatan pertanian. Wilayah selatan dan sekitarnya kami nyatakan aman karena sudah panen. Namun kita perlu kerja keras lagi untuk memantau wilayah Kecamatan Karangbinangun dan Kalitengah yang belum memasuki masa panen padi," kata Gunadi saat ditemui wartawan di Kantor PU SDA Kabupaten Lamongan, Jumat (4/8/2023).
Gunadi menerangkan, kendala ini terjadi karena pola tanam yang tidak bertumpu pada jadwal yang telah dibuat UPT SDA Kuro dan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Bengawan Njero. Seharusnya, lanjut Gunadi, bulan Mei petani sudah mengakhiri masa tanam.
"Adanya pola tanam yang tidak sesuai tentu mempengaruhi aliran air, harusnya Mei petani sudah mengakiri masa tanam. Ini akan menjadi evaluasi kami tahun depan, karena mungkin ini adalah tahun pertama HIPPA sekitar menjalankan tugas jadi perlu ditingkatkan komunikasinya," ujarnya.
Menindaklanjuti masalah yang terjadi di Bengawan Njero, terang Gunadi, pihaknya akan meminta bantuan air ke hulu yakni Bendungan Gerak Babat melewati Sluis Besur agar di wilayah Bengawan Njero. Hal ini dilakukan agar petani tetap bisa melakukan panen.
"Pola tanam adalah titik awal mengatur air dan sistem pembagian air giliran dan golongan. Untuk mengatasi Bengawan Njero kami meminta bantuan ke hulu Bendung Gerak Babat, agar petani tetap panen," jelasnya.
Gunadi menekankan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, dan Masyarakat agar ketersediaan air di Lamongan terjaga karena berakhirnya musim kemarau tidak bisa dipastikan.
"Koordinasi terus kita lakukan bersama semua pihak agar tetap terjaga sampai akhir kemarau yang diperkirakan pada akhir Oktober nanti. Tetapi prediksi tidak bisa dijadikan patokan utama, jadi kami akan terus mempersiapkan akan maju atau mundurnya prediksi," pungkasnya.
(dpe/fat)