Akademisi dan intelektual Rocky Gerung tengah mendapat sorotan dan penolakan kehadirannya di sejumlah daerah di Tanah Air. Tak terkecuali di Jawa Timur saat menjadi narasumber di sejumlah kampus seperti di Universitas Darul Ulum (Undar), Jombang dan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Saat hadir di Jatim, kedatangan Rocky sempat mendapat penolakan dari sekelompok orang yang mengatasnamakan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB). Massa PNIB berorasi sembari membentangkan spanduk penolakan. Mereka sempat memaksa masuk ke Auditorium Undar. Namun, polisi yang berjaga berhasil mencegahnya.
Kedatangan Rocky di Undar dalam rangka menjadi pembicara Mimbar Mahasiswa di Auditorium Undar, Jombang. Mimbar mahasiswa bertema 'Berpikir Merdeka untuk Membangun Keadilan Sosial' ini dihadiri ratusan mahasiswa dan civitas akademi Undar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam mimbar ini, Rocky menceritakan dampak tudingan usai dirinya dianggap menghina Presiden Jokowi. Rocky Gerung mengaku tiba-tiba tergabung ke dalam puluhan grup baru WA. Setelah ada di grup itu, Rocky Gerung dihujat.
"Di handphone saya, bertambah sekitar 70-75 WA grup baru. Nomor handphone saya ada di mana-mana, dimasukkan ke grup untuk mem-bully saya. 'Rocky anjing, babi kau'. Jadi, bayangkan kemarahan diucapkan lewat WA, bukan lewat mimbar akademis seperti ini," kata Rocky di acara seminar Mimbar Mahasiswa, Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, Selasa (1/8/2023).
Dalam kesempatan itu, Rocky Gerung juga menegaskan bahwa yang menjadi sasaran kritiknya berulang kali dan selama bertahun-tahun adalah kebijakan seorang presiden. Namun, berbagai kritiknya tersebut dianggap menghina martabat presiden.
"Presiden itu nggak punya martabat karena dia fungsi, dia lembaga. Martabat itu melekat pada manusia karena diberikan Allah SWT mengikuti kesubhanaan dia (Maha Suci Allah SWT). Itu namanya martabat. Presiden dapat martabat dari siapa? Dari saya, dari rakyat. Yang boleh mengambil martabat presiden adalah orang yang memilihnya. Itu dasar berpikirnya. Martabat melekat pada manusia seumur hidup, presiden 5 tahun doang. Mana ada martabat lima tahunan? Kan gila cara berpikirnya," bebernya.
Usai acara, Rocky lalu meninggalkan lokasi setelah seminar berakhir sekitar pukul 12.15 WIB dengan dikawal ketat sejumlah orang memakai jas almamater kuning untuk keluar dari auditorium Undar menuju mobilnya. Rocky tak memberikan komentar kepada para wartawan yang sudah menantinya.
Ketua Pelaksana Seminar Mimbar Mahasiswa, Muhammad Satrio Qolbi Seto, mengatakan seminar Mimbar Mahasiswa tidak membahas politik. Dia mengatakan Mimbar Mahasiswa untuk memberi wawasan kebangsaan kepada para mahasiswa dan sudah mendapat restu dari Rektor Undar.
Dia juga tak menghiraukan penolakan kedatangan Rocky Gerung karena seminar ini digelar khusus untuk para mahasiswa Undar. Menurutnya, tak sepatutnya pihak lain ikut campur.
"Kami sudah koordinasi dengan Polres Jombang untuk keamanan, kami juga mendapatkan persetujuan dari rektor acara ini tetap lanjut. Seminar bagi mahasiswa, kami mendatangkan tamu-tamu top dari kalangan politik untuk memberi wawasan kepada seluruh mahasiswa," jelas Satrio
Penolakan Rocky di Jatim masih berlanjut. Kali ini terjadi di Unair, berbeda dengan di Jombang, pihak Unair menolak kehadiran Rocky yang rencanannya akan mengisi seminar bertajuk 'Sinergi Mahasiswa Nasional' Selasa (1/8). Acara itu dibatalkan mendadak diduga ada intervensi dari pejabat kampus.
Moderator acara yang juga Ketua BEM Fisip Unair, Aulia Thaariq Akbar mengatakan, acara itu digelar di Aula Fakultas Kedokteran (FK) Unair. Namun, penyelenggara acara bukan FK Unair. Ia pun mengecam intervensi kampus yang membatalkan sepihak.
"Kebebasan akademik mudah dicederai dan perlu dilindungi. Saat ini kebebasan akademik bukan hanya dikembangkan melalui bentuk kajian, penelitian, maupun penyebarluasan ilmu," tegas Atha-sapaan akrabnya- sebagaimana juga dituangkan dalam pernyataan sikap BEM FISIP Unair, Rabu (2/8/2023).
Pria yang akrab disapa Atha itu mendesak kampus perlu memberi penjelasan terbuka alasan membatalkan seminar tersebut. Menurutnya, kampus harusnya menegakkan kebebasan akademik.
"Pembatalan ini perlu dijelaskan, apa motifnya? Alangkah baiknya pihak yang membatalkan juga memberikan alasannya, tidak secara tiba-tiba langsung membubarkan," tandas Atha.
(abq/dte)