7 Fakta Penjelasan Ponpes soal Viral Santriwati Berpose Bawa Airsoft Gun

7 Fakta Penjelasan Ponpes soal Viral Santriwati Berpose Bawa Airsoft Gun

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Senin, 31 Jul 2023 09:00 WIB
Foto siswi di Magetan pegang senjata laras panjang dan rompi antipeluru
Viral santriwati membawa airsoft gun di Magetan, ponpes akhirnya buka suara/Foto: Dok. Istimewa
Surabaya -

Masyarakat tengah dihebohkan sejumlah santriwati berpose mengangkat senjata laras panjang yang viral di media sosial. Terlihat, ada 6 santriwati memakai seragam menenteng senjata laras panjang.

Keenam santriwati itu berpose dengan latar belakang area persawahan dan sedikit tampak bangunan masjid. Mereka berpose dengan memakai rompi mirip antipeluru.

Dalam keterangan di sejumlah media sosial, lokasi foto itu berada di sebuah sekolah pondok pesantren (ponpes) di Magetan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata, kegiatan tersebut berlangsung di Pondok Pesantren Baitul Qur'an Al Jahra Magetan. Ponpes tersebut akhirnya buka suara soal viral santriwatinya berpose membawa airsoft gun.

Berikut 7 Fakta Penjelasan Ponpes:

1. Foto Diambil saat MPLS

Pondok Pesantren Baitul Qur'an Al Jahra Magetan menyebut, kegiatan itu hanya bagian dari acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ketua Harian Yayasan Ponpes Baitul Qur'an Al Jahra Magetan, Isgianto menyatakan, foto yang viral itu adalah salah satu kegiatan pada hari terakhir MPLS di ponpes yang menggandeng pihak ketiga.

ADVERTISEMENT

"Itu gini, adakah kegiatan simulasi yang kami tampilkan saat MPLS. Simulasi eksibisi pengenalan sekolah bagi santri baru," ujarnya kepada detikJatim, Minggu (30/7/2023).

Kegiatan di foto itu, kata Isgianto berlangsung pada 15 Juli 2023 saat hari terakhir masa MPLS. Mereka yang ada di foto adalah peserta kegiatan menembak dengan airsoft gun.

2. Rencana Dijadikan Ekstrakurikuler

Isgianto menyebut, hal itu merupakan simulasi kegiatan menembak yang rencananya akan dijadikan program ekstrakurikuler di Ponpes Baitul Qur'an Al Jahra.

"Itu kegiatan simulasi ekstrakurikuler yang kami tampilkan saat MPLS dengan airsoft gun," jelasnya.

Isgianto mengatakan, mereka yang ada di dalam foto juga merupakan santriwati kelas 7 atau siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan siswi kelas 10 Madrasah Aliyah (MA) yang berada di bawah naungan ponpes itu.

Isgianto menjelaskan bahwa enam orang santriwati itu adalah peserta simulasi di antara ratusan santri dan santriwati kelas 7 dan kelas 10 di lingkungan Ponpes yang berkesempatan mengikuti. Tidak semua santri berkesempatan mengikuti kegiatan menembak itu.

"Karena keterbatasan waktu maka tidak semua ikut menembak. Hanya beberapa santriwati saja," kata Isgianto.

3. Diinisiasi EO

Dia menjelaskan, simulasi menembak dengan senjata airsoft gun itu memang merupakan kegiatan yang diinisiasi Ponpes Baitul Qur'an Al Jahra yang menggandeng pihak ketiga asal Solo, Jawa Tengah.

"Ekstrakurikuler melibatkan pihak ketiga event organizer (EO) asal Solo," ujar Isgianto.

Pihak ketiga yang dimaksud oleh Isgianto adalah PT Airsoft Pelajar Indonesia yang berkantor di Solo dan telah menawarkan jasa program ekstrakurikuler ke Ponpes Baitul Qur'an Al Jahra disertai riwayat jejak kegiatan.

"Kegiatan menembak dalam MPLS itu atas pengenalan pihak ketiga dari PT Liga Airsoft Gun Pelajar di Solo. Jejak riwayat juga ada. Kegiatannya sama di tingkat kepolisian dan pelajar juga ada," kata Isgianto.

Akhirnya ekstrakurikuler tersebut dibatalkan, baca di halaman selanjutnya!

4. Ponpes Sebut Ekskul Serupa Banyak di Solo

Ponpes menyepakati kegiatan simulasi itu digelar saat MPLS setelah melihat rekam jejak yang disodorkan PT Airsoft Pelajar Indonesia. Di profil itu dimuat sejumlah kegiatan kejuaraan menembak melibatkan instansi kepolisian dan pelajar di Solo.

"Dia menawarkan intinya karena melibatkan profilnya itu kita akhirnya yakin. Banyak sekolah di Solo pernah juga dan lebih yakin lagi karena ada kegiatan Polisinya," ujarnya.

5. Ponpes Tegaskan Tak Miliki Senjata

Mengenai kegiatan simulasi menembak tersebut, Isgianto menjelaskan bahwa acara itu merupakan bagian dari ekshibisi Ponpes di antara sejumlah kegiatan lainnya yang diikuti oleh seluruh peserta selama beberapa hari dengan menggandeng pihak ketiga

"Itu gini, adakah kegiatan simulasi yang kami tampilkan saat MPLS. Simulasi ekshibisi pengenalan sekolah bagi santri baru. Semua peralatan itu dari pihak ketiga yang kami datangkan sebagai penyelenggara. Kami tidak memiliki senjata," kata Isgianto.

6. Ekskul Akhirnya Dibatalkan

Gegara viralnya foto itu, Ponpes membatalkan rencana ekstrakulikuler menembak dengan airsoft gun. Isgianto mengakui bahwa ponpes memang berencana menjadikan kegiatan menembak dengan airsoft gun yang disimulasikan saat MPLS sebagai ekstrakurikuler.

Namun, setelah viralnya foto santriwatinya disertai beragam komentar warganet atas unggahan foto itu, pihak ponpes membatalkan niat tersebut.

"Kalau rencana begitu (menjadi ekstrakurikuler), tapi melihat situasi dan kondisi kami batalkan," ujarnya.

Selain karena viral, kegiatan menembak yang mau dijadikan ekstrakurikuler itu dibatalkan karena adanya saran dari pihak Polres Magetan.

"Juga atas saran dari pihak berwajib (Polres Magetan) suruh tidak melakukan kegiatan ekstrakurikuler menembak," papar Isgianto.

7. Tanggapan Pengamat Pendidikan

Pengamat Pendidikan mempertanyakan maksud dan tujuan event organizer (EO) yang menggelar acara sosialisasi airsoft gun itu di acara MPLS.

"Perlu untuk dicermati sebenarnya adalah di EO-nya mengapa mempunyai Ide demikian (kegiatan menembak di Ponpes)?" kata Ghandi Yuninta yang juga Mantan Dosen Universitas Merdeka Madiun, Minggu (30/7/2023).

Wakil Wali Kota Madiun Periode 2004-2009 itu berharap di balik foto santriwati yang berpose menenteng senjata airsoft gun itu tidak ada tujuan yang negatif.

"Dua kali pose foto dengan seragam yang berbeda mudah-mudahan hanya sekedar gagah-gagahan saja. Ide spontanitas dari sang EO artinya semoga tidak mempunyai niatan dan muatan apapun," kata Ghandi.

Ghandi juga berharap pihak Ponpes dan sekolah lain lebih berhati-hati dalam memberikan ekstrakurikuler kepada siswa. Apresiasi patut diberikan kepada kepolisian yang bertindak cepat.

"Kehati-hatian dan kewaspadaan aparat patut diacungi jempol. Untuk Ponpes ataupun sekolah umum tetap waspada dan selektif memberikan ekstrakurikuler kepada muridnya," papar Ghandi. "Saya sangat apresiasi kepada jajaran Polres Magetan."

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)


Hide Ads