Ada keseruan yang tampak di area Pahlawan Street Center, Jalan Pahlawan, Kota Madiun. Di sini, ada salah satu zebra cross yang dijuluki penyeberangan kasih sayang. Siapapun bisa lenggak-lenggok bak model saat menyeberang.
Penyeberangan kasih sayang terbentang menghubungkan area lokasi wisata ikon replika berbagai negara. Masyarakat bisa berjalan santai di penyeberangan tersebut, karena telah disediakan tombol sirine dilengkapi traffic light yang menyala merah dan hijau.
Bahkan, ada pengunjung yang sengaja catwalk saat menyeberang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seru bisa buat latihan catwalk seperti model jalan lengkap lenggak-lenggok," ucap Cindy (20) warga Kota Madiun, Rabu (26/7/2023).
Sementara itu, Wali Kota Madiun H. Maidi menyampaikan, penyeberangan ini memang sengaja dibuat oleh Pemkot Madiun untuk memudahkan masyarakat.
"Ini untuk mempermudah wisatawan yang ada di kawasan Sumber Wangi ke Pahlawan Religi Center (PSC) atau sebaliknya. Ada banyak ikon replika berbagai negara," kata Maidi.
Maidi mengaku, pemberian nama penyeberangan kasih sayang ini bukan tanpa alasan. Ia menyebut, nama ini sengaja disematkan dengan membawa sejumlah harapan.
"Bagi keluarga yang ingin menyeberang pasti bergandengan. Bapaknya menggandeng istri dan anak. Itulah kita namakan jembatan kasih sayang," jelas Maidi.
Selain itu, Maidi menyebut, penyeberangan kasih sayang ini merupakan jalan penghubung antara Taman Sumber Wangi dan Sumber Umis. Atau yang lebih kerennya dari replika Patung Merlion Singapura menuju replika Ka'bah.
![]() |
"Yang lewat situ, bapak-bapak menggandeng tangan istri atau anaknya. Melihatnya saja sudah bahagia. Harapannya, yang seperti itu terus terjaga sampai di rumah," imbuh Maidi.
Maidi bercerita, Pemkot Madiun pada Sabtu (8/7/2023) telah melakukan prosesi ijab qabul 18 pengantin pada program nikah massal Gratis. Saat melaunching, 18 pasangan pengantin bergandengan tangan menyeberang di sini saat menuju replika Ka'bah, tempat mereka melangsungkan ijab qabul.
"Resmi kita launching kemarin tanggal 8 Juli lalu bersamaan ijab qabul 18 pasang pengantin di Ka'bah. Saat itu, semua pasangan bergandengan tangan juga. Mesra pokoknya lewat Kota Madiun," jelas Maidi.
Menurut Maidi, kebahagiaan masyarakat harus menjadi skala prioritas pemerintah. Karena itu, ia berkomitmen untuk meningkatkan indeks kebahagiaan yang saat ini mencapai 60,52 poin.
Termasuk, menekan angka pernikahan dini. Meski angkanya terendah di Jawa Timur, bukan berarti pemkot bisa berpuas diri, tetapi berupaya agar zero kasus pernikahan dini di Kota Madiun.
"Hidup di Kota Madiun harus bahagia. Syarat bahagia sejatinya sederhana. Harus bisa menerima apapun kondisinya dengan tulus dan ikhlas. Itu tentu perlu menata diri dan hati," bebernya.
"Memang standar kebahagiaan setiap orang berbeda. Kebanyakan orang menilai kebahagiaan dengan sesuatu yang besar. Padahal, kebahagiaan bisa datang dari hal kecil di sekitar kita. Yakni, keluarga. Ada yang kaya tapi tidak bisa bahagia karena permasalahan keluarga," papar Maidi.
Maidi menambahkan, saat ini Pemkot Madiun cukup berhasil menjamin dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi serta menurunkan angka stunting. Seperti diketahui, angka stunting Kota Madiun menunjukkan progres yang cukup baik. Yakni, 12,4 persen pada 2021 turun jadi 9,7 di 2022.
"Angka stunting sudah berada jauh di bawah target nasional. Yakni, 14 persen. Target pusat itu pun sejatinya baru diterapkan pada di 2024 mendatang. Selain itu, indeks kebahagiaan hidup di Kota Madiun juga mencapai 60,52 poin dan angka pernikahan dini terendah di Jawa Timur. Yakni, hanya 18 pengajuan pada 2022 lalu," tandasnya.
(hil/fat)