Langkah Pemkab Mojokerto Atasi Krisis Air Bersih di Kaki Penanggungan

Langkah Pemkab Mojokerto Atasi Krisis Air Bersih di Kaki Penanggungan

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 25 Jul 2023 00:01 WIB
Suplai air bersih di 3 desa kaki Gunung Penanggungan.
Suplai air bersih di 3 desa kaki Gunung Penanggungan. (Foto: Foto: dok. BPBD Kabupaten Mojokerto)
Mojokerto -

Krisis air bersih yang melanda 3 desa di kaki Gunung Penanggungan belum tuntas. Pemkab Mojokerto pun menyiapkan anggaran dari pos Belanja Tak Terduga (BTT) untuk melanjutkan bantuan air bersih kepada 7.589 warga terdampak.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Abdul Khakim mengatakan bantuan tahap pertama menghabiskan anggaran Rp 199.350.000. Dana itu untuk pengadaan 443 tangki air bersih dari Perumdam Mojopahit. Setiap tangki berisi 4.000 liter air bersih.

Mulai 12 Juni lalu, ratusan tangki air bersih tersebut disalurkan ke 3 desa terdampak kekeringan yang saat ini mengalami krisis air bersih. Yaitu Desa Kunjorowesi 179 tangki, Manduro Manggung Gajah 132 tangki, dan Desa Duyung 132 tangki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Habisnya bantuan air bersih tahap pertama 2 Agustus 2023," kata Khakim kepada detikJatim, Senin (24/7/2023).

Bantuan air bersih, lanjut Khakim, akan dilanjutkan ke tahap 2. Pasalnya, musim kemarau diperkirakan masih panjang. Selain itu, belum ada solusi permanen untuk mengatasi kriris air bersih di 3 desa yang letaknya di kaki Gunung Penanggungan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Ke depannya kami gunakan anggaran dari BTT untuk bantuan air bersih. Kebutuhan per harinya tetap, Desa Kunjorowesi 4 tangki, Duyung 3 tangki, Manduro 3 tangki," terangnya.

Khakim menjelaskan hingga hari ini pihaknya masih menunggu surat permohonan bantuan air bersih dari PemdesKunjorowesi, Manduro Manggung Gajah, dan Duyung. Ia berharap pemerintah desa segera mengajukan permohonan kepada Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dengan tembusan ke BPBD.

Sebab surat tersebut bakal menjadi dasar bagi Pemkab Mojokerto untuk mengucurkaan anggaran BTT dari APBD tahun 2023. "Untuk ke depannya kami belum tahu apakah (bantuan air bersih) untuk 2 bulan atau berkurang. Kami masih menunggu surat dari kades," tandasnya.

Krisis air bersih terjadi di Desa Kunjorowesi dan Manduro Manggung Gajah sejak Mei 2023. Kedua desa wilayah Kecamatan Ngoro tersebut berada di kaki Gunung Penanggungan sisi utara.

Kesulitan air bersih dialami 4.937 jiwa penduduk Desa Kunjorowesi. Terdiri dari 3.312 jiwa atau 708 keluarga di Dusun Kandangan dan 1.625 jiwa atau 848 keluarga di Dusun Kunjoro.

Sedangkan di Desa Manduro Manggung Gajah, krisis air bersih berdampak terhadap 1.861 jiwa. Yaitu 865 jiwa atau 292 keluarga di Dusun Gajah Mungkur dan 996 jiwa atau 305 keluarga di Dusun Buluresik.

Desa ketiga yang mengalami krisis air bersih terletak di sisi barat kaki Gunung Penanggungan. Yaitu Desa Duyung, Kecamatan Trawas. Sulitnya mendapatkan air bersih dialami 791 jiwa atau 256 keluarga di Dusun Bantal.

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati telah menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan dan karhutla tahun 2023 pada 9 Juni lalu. Status tanggap darurat itu berlaku 1 Juni-31 Oktober. Sehingga BPBD Mojokerto sudah bisa menggunakan anggaran darurat BTT untuk menangani krisis air bersih.




(dpe/iwd)


Hide Ads