Jenazah Armitha Sahe Safitri, WNI yang meninggal kecelakaan di Australia akhirnya tiba di Kota Malang. Jenazah Armitha dipulangkan ke Tanah Air setelah 13 hari dinyatakan meninggal akibat kecelakaan yang dialami saat mengendarai mobil di Australia beberapa waktu lalu.
Pantauan detikJatim, Jenazah tiba di rumah duka Jalan Ikan Piranha Atas, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, pada Minggu (23/7/2023) sekitar pukul 12.30 WIB.
Tiba di rumah duka, jenazah di salatkan dan pada sekitar pukul 13.10 WIB dibawa menuju TPU terdekat. Suasana duka dan haru menyertai prosesi pemakaman Armitha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Consulate General of The Republic of Indonesia Sydney Arya Putubaya tidak memungkiri untuk pemulangan jenazah perlu memakan waktu lama. Sebab, jenazah Armitha harus melalui proses autopsi terlebih dahulu.
Seperti diketahui, Armitha sempat kritis hingga dinyatakan koma selama beberapa hari usai mengalami kecelakaan di Adelaide, Australia pada Jumat (7/7/2023). Selama perawatan di Rumah Sakit (RS) kondisi korban semakin memburuk hingga dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (11/7/2023) siang.
"Pulangnya agak lama karena dari RS dan Polisi harus melakukan autopsi terlebih dahulu. Untuk autopsinya membutuhkan waktu 8 hari. Hari Rabu (19/7/2023) baru selesai autopsi terus mengurus berkas," ujarnya Minggu (23/7/2023).
Pengurusan berkas itu menurutnya baru tuntas 2 hari yang lalu. Selanjutnya jenazah baru diberangkatkan pada Sabtu pagi melalui jalur udara dengan beberapa kali transit sehingga baru tiba di Indonesia hari ini.
"Mengurus berkasnya itu baru selesai hari Jumat (21/7/2023) dan hari Sabtu (22/7/2023) pagi diberangkatkan. Karena dari Adelaide ke Malang harus beberapa kali transit. Jadi baru bisa sampai hari ini," sambungnya.
Armitha Sahe Safitri mengalami kecelakaan di Australia pada Jumat (7/7). Akibat kecelakaan itu dia sempat dirawat di RS Adelaide, Australia dengan kondisi kritis dan sempat koma selama beberapa hari. Hingga akhirnya dia dinyatakan meninggal pada Selasa (11/7/2023) siang.
Adik korban, Roby Yahya Bachtiar mengatakan sejak kecelakaan itu Mitha langsung dilarikan ke salah satu Rumah Sakit (RS) di Adelaide, Australia. Kondisinya pun kritis hingga akhirnya dinyatakan mengalami koma.
"Kalau kata dokter, Mitha memang organ tubuh 90 persen sudah mati (tidak berfungsi). Dia juga beberapa kali henti jantung. Karena tidak ada keluarga yang mendampingi, dokter memutuskan untuk mempertahankan hidup Mitha dengan alat bantu," ujar Roby, Selasa (11/7).
Roby menyampaikan sebenarnya sejak mendengar kejadian yang dialami Mitha keluarga berkeinginan datang ke Australia. Tapi karena terkendala dana mereka pun tidak bisa segera datang ke Australia.
"Memang saat akan berangkat terkendala dana dan tidak bisa berangkat kesana. Kemudian saya meminta bantuan kepada teman-teman imigran di sana dan syukur mereka memiliki inisiatif untuk menggalang donasi untuk membantu kami," ungkap Robi.
"Mereka mengatakan terkait kebutuhan untuk biaya Mitha tidak perlu khawatir. Meski begitu, saya sendiri juga gak tahu dana yang terkumpul berapa, tapi yang jelas sama teman-teman dibilang tidak perlu khawatir," sambungnya.
Selain bantuan itu, keluarga Mitha juga mendapatkan bantuan dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI). Bantuan yang diberikan adalah terkait dengan pengurusan visa supaya Roby dan ibunya bisa segera berangkat ke Australia untuk memulangkan jenazah korban.
"Rencananya kami berangkat kalau tidak hari Kamis, Jumat ke Australia. Kami sendiri belum tahu pasti karena saat ini jenazah masih diperlukan untuk proses autopsi. Semoga bisa segera terselesaikan dan dipulangkan," kata Roby.
Sampai saat ini untuk kronologi kecelakaan yang menimpa Mitha belum diketahui keluarga. Tapi yang bisa dipastikan saat itu Mitha sedang perjalanan untuk pindah kerja dari Adelaide ke Sidney, Australia.
(dpe/dte)