Tangis haru mewarnai kepulangan jemaah haji asal Trenggalek usai menunaikan ibadah di tanah suci. Dari ratusan jemaah dua di antaranya meninggal dunia di Arab Saudi.
Gelombang pertama kepulangan jemaah haji Trenggalek diawali dari kloter 46 debarkasi Surabaya. Sebanyak 73 jemaah tiba di Pendapa Manggala Praja Nugraha pada Sabtu (22/7/2023) sore diangkut dua unit bus.
Tangis haru langsung jemaah maupun keluarga langsung pecah saat mereka keluar dari bus. Pelukan hangat keluarga pun turut menyambut para tamu Allah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Uti uti (nenek)," teriak salah satu anak saat menjumpai neneknya keluar dari bus.
Salah seorang jemaah haji Imam Romli mengaku bersyukur bisa kembali ke tanah air dengan selamat. Menurutnya proses pelaksanaan ibadah haji di tanah suci relatif berjalan dengan lancar.
"Alhamdulillah bisa kembali bertemu keluarga. Kami juga bersyukur selama ibadah haji, jemaah kloter 46 guyub rukun dan saling membantu, kalau ada yang tersesat dicari atau yang butuh bantuan ya dibantu," kata Imam.
Diakui pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini membutuhkan tenaga yang ekstra, karena jemaah yang berusia lanjut cukup banyak. Kondisi tersebut mengharuskan jemaah yang relatif muda untuk turun tangan membantu jika ada lansia yang membutuhkan pertolongan.
"Jadi memang benar haji tahun ini fisiknya harus kuat," jelasnya.
Sementarau Kasubbag Tata Usaha Kemenag Trenggalek Mustofa Al Chamdani mengatakan pemulangaan jemaah haji asal Trenggalek dilakukan bertahap.
"Alhamdulillah untuk tanap satu kloter 46 yang berisi 73 jemaah berjalan dengan lancar. Kemudian nanti malam akan disusul kloter 47, sedangkan terakhir gelombang tiga pada 5 Agustus," kata Mustofa.
Menurutnya dari 500 lebih jemaah haji Trenggalek terdapat dua orang yang meninggal dunia di Arab Saudi. "Yang meninggal dunia dua orang, tapi kalau yang tertinggal tidak ada, semua bisa pulang," jelasnya.
(dpe/fat)