Pemkab Sumenep, Madura, terus berupaya menurunkan angka stunting. Tahun 2023, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mentarget angka stunting turun hingga 8 persen atau lebih tinggi dari tahun 2022.
Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka stunting di Kabupaten Sumenep tahun lalu mengalami penurunan yang cukup drastis.
Tahun 2021, angka stunting di Sumenep masih mencapai 29 persen. Namun, berkat kerja keras dari Pemkab Sumenep bersama pihak terkait, angka tersebut turun signifikan menjadi 21,6 persen pada tahun 2022, atau mengalami penurunan sebesar 7,4 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya kolaborasi banyak pihak dalam menangani masalah stunting, saya berharap penurunan stunting kita (Sumenep) pada akhir 2023 ini bisa mencapai di angka 8 persen," ujar Bupati Fauzi, Rabu (19/7/2023).
Salah satu fokus Pemkab Sumenep agar target tersebut bisa tercapai yakni menekan angka pernikahan dini yang turut menjadi faktor penyebab terjadinya stunting.
"Kami akan terus sosialisasi kepada masyarakat supaya pernikahan dini, khususnya di Madura, bisa menurun," jelasnya.
Sebelumnya, Selasa (18/7) TNI AL bersama BKKBN melakukan sejumlah kegiatan untuk mengatasi masalah stunting dan menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif.
Dalam program ini, selama dua hari (18-19/7/2023) akan digelar sejumlah kegiatan edukatif di Sumenep (Daratan) dan Pulau Masalembu. Kegiatan tersebut mencakup penyuluhan tentang gizi dan stunting, keluarga berencana serta memasak menu sehat.
Selain itu, juga digelar baksos berupa penyerahan paket menu sehat kepada anak-anak yang mengalami stunting dan ibu menyusui. Selain itu TNI AL turut melibatkan kapal bantuan rumah sakit KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992 yang melibatkan 136 nakes dalam operasi kemanusiaan.
Mereka akan memberikan bantuan kesehatan seperti operasi mayor, bibir sumbing, khitanan, operasi katarak, serta pengobatan gigi dan mulut kepada masyarakat.
(dpe/fat)