Setelah libur selama 3 minggu mulai hari ini para siswa di Surabaya kembali belajar di sekolah. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pun mulai digelar selama 2 pekan di sejumlah sekolah.
Suasana gembira terasa di SDN Wonokusumo VI/45 Surabaya saat sejumlah siswa baru mengikuti hari pertama MPLS. Sejumlah kegiatan dibimbing beberapa guru diikuti para peserta didik baru dengan bersemangat.
Mereka diajak untuk berbaris rapi sambil memegang pundak teman yang ada di depannya kemudian berjalan dipimpin salah seorang guru membentuk ular yang panjang. Senyum pun merekah di wajah siswa baru itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SDN Wonokusumo VI sendiri menekankan tentang bahaya penculikan anak serta pelecehan terhadap anak yang akan terus disuarakan selama MPLS. Terutama tentang celah kejahatan saat penjemputan anak di sekolah.
Pada hari pertama MPLS ini para wali murid akan mendampingi anak masing-masing. Pihak sekolah memberikan edukasi ramah anak, khususnya tentang penjemputan anak dari sekolah.
Baca juga: 35 Kata-kata Motivasi MPLS untuk Siswa Baru |
"Penculikan anak ini, siswa yang tidak kenal orang asing ada guru yang berperan. Jemput menjemput ini rawan sekali. Siswa ditanya apakah kenal orang itu? Kalau tidak kenal, maka guru tidak mengizinkan sampai ada konfirmasi dari orang tua," kata Kepala SDN Wonokusumo VI Riyo Darminto, Senin (17/7/2023).
Riyo menegaskan bahwa momen pulang sekolah itu menjadi celah bagi kejahatan, terutama penculikan anak. Karena itu Riyo menegaskan bahwa anak dan orang tua harus saling memahami, dan sekolah akan terus mengingatkan.
"Kalau orang tua tidak menjemput, tidak mewakilkan, kalau orang tua nggak paham maka ada celah yang dipakai (kejahatan)," ujar Riyo ketika ditemui detikJatim di ruang kerjanya pada hari pertama MPLS di SDN Wonokusumo VI.
![]() |
Pada 22 Juli nanti akan ada masa orientasi orang tua (MOT). Saat MOT, orang tua akan dikumpulkan dan diberi materi ramah anak, tentang disiplin, kehidupan sehari-hari hingga bahaya kejahatan dan kekerasan terhadap anak.
Selain itu, edukasi seks dan modul remaja, menurut Riyo sudah akan disampaikan kepada siswa mulai kelas 1 sesuai dengan tingkatan. SDN Wonokusumo menggandeng Puskesmas dan kepolisian untuk memberikan materi secara langsung terhadap anak.
Baca juga: 10 Games untuk MPLS yang Seru Abis |
Praktiknya, kata Riyo, pendidikan seks akan dimasukkan ke mata pelajaran IPA terkait pembuahan dan menstruasi bagi siswa perempuan untuk kelas 5 dan 6. Sedangkan untuk kelas 3 dan 4 diberi materi cara membersihkan diri dan pakaian dalam. Sedangkan kelas 1 dan 2 diberi materi lewat lagu terkait bersentuhan antara laki-laki dengan perempuan.
"Kami kerja sama dengan Puskesmas untuk memberi materi bagaimana pembuahan. Kami juga mengajak Puskesmas dan polisi untuk mengedukasi seks dan modul remaja. Kemudian dengan polisi tentang masalah kenakalan anak," katanya.
Pada hari pertama MPLS pihaknya mengenalkan siswa pada warna, mengenal guru dan teman, mengenal nama buah, mengenalkan nama hingga menumbuhkan kekompakan antarsiswa. Kemudian, pada hari kedua dan ketiga wali murid akan diajak bergabung pada MPLS anak untuk membuat kreasi.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah turut meninjau MPLS di SDN Wonokusumo VI. Dia menyoroti pemberian pendidikan seks sejak dini. Dia berharap sekolah dan orang tua bisa saling berkolaborasi untuk pendidikan akademik maupun moral anak.
"Untuk pendidikan seks sejak dulu, tadi saat mengisi MPLS agar seragam jangan terlalu pendek, melibatkan masyarakat, komitmen orang tua, dan rumah kedua (sekolah). Menurut saya, dengan kurikulum merdeka, sekolah diminta inovatif dan berupaya menanamkan pendidikan yang menjadi perhatian kita," ujarnya.
(dpe/fat)