5 Contoh Ceramah Singkat tentang Tahun Baru Islam

5 Contoh Ceramah Singkat tentang Tahun Baru Islam

Suki Nurhalim - detikJatim
Jumat, 14 Jul 2023 20:30 WIB
Mimbar berukiran warna emas Masjid Ar-Raisiyah atau Masjid Bengak di Kota Mataram. (dok. detikcom)
Ilustrasi tempat ceramah tentang Tahun Baru Islam/Foto: Mimbar berukiran warna emas Masjid Ar-Raisiyah atau Masjid Bengak di Kota Mataram. (dok. detikcom)
Surabaya -

Saat ini, segenap muslim tengah menyambut tahun 1445 Hijriah, atau Tahun Baru Islam 2023. Berikut ini sederet contoh ceramah singkat tentang Tahun Baru Islam, yang bisa dijadikan referensi.

Contoh ceramah ini dikutip dari situs resmi Nahdlatul Ulama (NU). Temanya mulai soal hijrah hingga muhasabah.

Contoh Ceramah tentang Tahun Baru Islam 1

Tahun Baru Islam Momentum Hijrah Hakiki

Hadirin yang dirahmati Allah SWT,

Mengapa para Sahabat memilih Muharram sebagai awal penanggalan Islam? Dalam kitab Shahih al-Bukhari, pada kitab Manaqib al-Anshar (biografi orang-orang Anshar) pada bab sejarah memulai penanggalan disebutkan:

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ مَا عَدُّوْا مِنْ مَبْعَثِ النَّبِيِّ ﷺ وَلَا مِنْ وَفَاتِهِ مَا عَدُّوْا إِلَّا مِنْ مَقْدَمِهِ الْمَدِينَةَ

Artinya: Dari Sahl bin Sa'd ia berkata: Mereka (para Sahabat) tidak menghitung (menjadikan penanggalan) mulai dari masa terutusnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dan tidak pula dari waktu wafatnya beliau, mereka menghitungnya mulai dari masa sampainya Nabi di Madinah.

Umar ra berkata hijrah itu memisahkan antara yang hak (kebenaran) dan yang batil, oleh karena itu jadikanlah hijrah itu untuk menandai kalender awal tahun hijriah.

Jemaah yang Berbahagia,

Kemudian ada yang berpendapat awal tahun Hijriyah dimulai dengan bulan Ramadhan. Tetapi Umar ra berpendapat agar dimulai dengan bulan Muharram. Sebab Muharram merupakan masa selesainya ibadah haji. Dipilihnya Muharram juga karena awal komitmen berhijrah ada pada bulan tersebut.

Hijrah Rasul dari Makkah ke Madinah terjadi pada tahun 622 M. Itu bukan sekadar peristiwa dalam sejarah Islam. Banyak petuah dan pelajaran berharga yang di antaranya adalah Nabi SAW berhijrah tidak dalam keadaan membenci penduduk Makkah, justru cinta. Oleh karena itu ketika meninggalkan Makkah Nabi bersabda:

وَاللهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللهِ وَأَحَبُّ أَرْضِ اللهِ إِلَى اللهِ، وَلَوْلَا أَنِّيْ أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ (رواه الترميذي والنسائي عن عبد الله بن عدي بن حمراء رضي الله عنه)

Artinya: Demi Allah, sungguh kamu (Makkah) adalah sebaik-baik bumi Allah, dan bumi Allah yang paling dicintai Allah. Seandainya aku tidak dikeluarkan darimu (Makkah), maka tiadalah aku keluar darimu. (HR al-Tirmidzi, al-Nasa'i, Ibn Majah dll, dari 'Abdullah bin 'Addi bin Hamra' Radliyallahu Anhum).

Maka dari itu, dalam memuliakan dan memperingati Tahun Baru Islam harus memperhatikan hikmah atau pelajaran yang berharga, dari peristiwa hijrahnya Nabi SAW dan para sahabat.

Hijrah adalah perpindahan dari keadaan kurang mendukung dakwah kepada keadaan yang mendukung. Hijrah merupakan perjuangan untuk suatu tujuan mulia, karenanya memerlukan kesabaran dan pengorbanan.

Hijrah merupakan ibadah, karenanya motivasi atau niatnya adalah untuk kebaikan dan kemaslahatan. Hijrah harus untuk persatuan dan kesatuan, bukan perpecahan.

Demikian pula, hijrah adalah jalan untuk mencapai kemenangan. Yang tidak kalah penting yakni hijrah itu mendatangkan rezeki dan rahmat Allah SWT. Pun demikian dengan hijrah yang merupakan teladan Nabi dan para sahabat yang mulia, yang seyogianya diikuti.

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَنَصَرُوْاۧ أُوْلَٓئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيْمٌ

Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang muhajirin), mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia. (Surat Al-Anfal ayat 74)

Contoh Ceramah tentang Tahun Baru Islam 2

Muhasabah untuk Berubah di Tahun Baru Hijriah

Maasyiral muslimin jemaah rahimakumullah,

Alhamdulillah saat ini kita berada dalam fase peralihan masa tahun hijriah. Bulan Dzulhijjah sebagai bulan terakhir berganti dengan Muharram sebagai awal bulan tahun hijriah.

Pergantian tahun ini tidak boleh dimaknai sebagai pergantian waktu seperti biasanya. Momentum ini memiliki makna dan hikmah mendalam yang jika dimaksimalkan akan membuahkan kesuksesan dan keberkahan dalam hidup.

Bergantinya tahun ini harus dijadikan sebagai waktu untuk melakukan muhasabah, evaluasi, introspeksi, terhadap perjalanan hidup selama ini agar ke depan lebih baik lagi.

Dengan merenungkan masa lalu, kita bisa meninggalkan hal-hal yang negatif dan mengambil sisi-sisi positif sebagai bekal menghadapi masa depan. Kita harus optimis bisa melakukan perubahan lebih baik di masa yang akan datang, dengan terus melakukan ikhtiar-ikhtiar terbaik. Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

Artinya: Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka). (HR Al-Hakim).

Selain melakukan muhasabah terhadap apa yang telah dilakukan pada masa lalu, kita juga harus melakukan persiapan untuk menghadapi masa depan di tahun baru. Hal ini penting karena sebuah perjalanan pasti membutuhkan bekal yang cukup agar kita bisa sampai ke tujuan dengan baik.

Dalam mengarungi kehidupan melalui ikhtiar ini, kita juga harus menyadari bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Kita diperintahkan untuk melakukan ikhtiar dan setelah itu kita diingatkan untuk bertawakal, berserah diri kepada Allah.

Contoh Ceramah tentang Tahun Baru Islam 3

Memaknai Puasa di Bulan Muharram

Jemaah yang dimuliakan Allah SWT,

Di bulan Muharram kita disunahkan untuk mengerjakan beberapa amal kebaikan. Salah satu amalan yang baik adalah memberikan kelapangan dan kebahagiaan pada keluarga di hari Asyura. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani dalam Mu'jam al-Kabir, juz 10 halaman 77:

مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ لَمْ يَزَلْ فِي سَعَةٍ سَائِرَ سَنَتِهِ

Artinya: Barang siapa yang melapangkan keluarganya di hari Asyura, maka ia selalu dalam kelapangan di tahun tersebut. (HR ath-Thabrani).

Selain itu, di bulan Muharram juga kita disunahkan untuk berpuasa di hari Asyura. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالُوا: هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ»

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: Rasulullah hadir di Kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa di bulan Asyura, kemudian mereka ditanya tentang puasanya tersebut, mereka menjawab: hari ini adalah hari di mana Allah ﷻ memberikan kemenangan kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Fir'aun, maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa. Kemudian Nabi bersabda: Kami (umat Islam) lebih utama dengan Nabi Musa dibanding dengan kalian, Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan untuk berpuasa di hari Asyura.

Di hari Asyura, umat Islam disunahkan puasa. Bahkan Nabi juga memberikan penjelasan tentang keutamaan bagi orang yang berpuasa di hari Asyura. Sebagaimana hadis sahih yang diriwayatkan Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah, Juz 1 halaman 553:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ»

Artinya: Berpuasa di hari Asyura, sesungguhnya saya mengira bahwa Allah akan menghapus kesalahan di tahun yang telah lalu (HR Ibnu Majah).

Contoh Ceramah tentang Tahun Baru Islam 4

Hijrah, Titik Awal Kejayaan Islam

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Hijrah yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat tidaklah melarikan diri dari orang-orang musyrik. Bukan pula bentuk sikap putus asa dari kondisi yang terjadi.

Hijrah beliau juga tidak bertujuan untuk mencari ketenaran, pangkat dan kekuasaan di Kota Madinah. Sama sekali tujuannya bukan itu. Karena sewaktu di Makkah, beliau pernah didatangi oleh para pemuka dan pimpinan Makkah seraya mengatakan kepada beliau:

"Jika dakwah Islam yang engkau lakukan bertujuan mendapatkan harta benda, maka kami akan mengumpulkan harta benda kami untukmu sehingga engkau menjadi orang yang paling kaya di antara kami, dan jika engkau bertujuan memperoleh kekuasaan maka kami akan menjadikanmu sebagai penguasa".

Namun Rasulullah tidak terpesona dan terperdaya oleh bujuk rayu mereka. Karena dakwah beliau memang tidak bertujuan untuk mendapatkan itu semua. Yang beliau harapkan hanyalah ridha Allah semata. Ini adalah puncak keteladanan bagi kita semua, khususnya bagi para da'i yang ingin mengabdikan hidupnya untuk berdakwah.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Hijrah Rasulullah juga tidak bertujuan untuk mencari ketenangan dan kenyamanan hidup di Madinah. Keyakinan beliau adalah bahwa apa yang beliau bawa merupakan dakwah kebenaran dan risalah petunjuk yang harus dilaksanakan sesuai perintah Allah. Karenanya, ketika paman beliau Abu Thalib datang meminta beliau untuk tidak menghalang-halangi orang-orang kafir menyembah berhala-berhala mereka, beliau mengatakan dengan tegas:

واللهِ يَا عَمُّ لَوْ وَضَعُوْا الشَّمْسَ فِي يَمِيْنِي وَاْلقَمَرَ فِي يَسَارِي عَلَى أَنْ أَتْرُكَ هَذَا الأَمْرَ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى يُظْهِرَهُ اللهُ أَوْ أَهْلِكَ دُوْنَهُ

Artinya: Demi Allah wahai pamanku, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan dakwah yang aku lakukan, pasti aku tidak akan mau meninggalkannya sampai Allah memenangkannya atau aku binasa karenanya.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Peristiwa Hijrah Rasulullah dan para sahabatnya adalah petunjuk bagi kita bahwa kemusyrikan, kekufuran, kezaliman dan kebatilan, sekuat dan sebesar apapun, pasti pada akhirnya akan terperosok ke dalam jurang kehancuran.

Sebaliknya, kebenaran pasti suatu saat akan menemukan jalan kesuksesan dan pasti akan berhasil mengibarkan panji-panji kemenangan. Karena Allah ta'ala telah menjanjikan kemenangan gemilang kepada kaum mu'minin dan telah menjadikan di balik kesukaran pasti terdapat jalan keluar, dan di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Allah ta'ala berfirman:

إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ (سورة غافر: 51)

Maknanya: Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat. (Surat Ghafir: 51)

Contoh Ceramah tentang Tahun Baru Islam 5

Renungan Awal Tahun

Jemaah yang dimuliakan Allah SWT,

Banyak peristiwa yang telah kita lalui sepanjang tahun 1444 H. Ada rasa sedih. Ada rasa senang dan bahagia.

Kita juga perlu mengevaluasi ibadah yang telah kita jalani selama tahun 1444 H. Mana yang sudah cukup baik dan perlu dipertahankan, syukur-syukur ditingkatkan. Ibadah apa pula yang masih sangat kurang dan harus diperbaiki di tahun baru ini.

Pun soal keburukan yang telah lalu, di tahun ini, kita harus bisa menghapusnya. Paling tidak, kita berupaya untuk mengurangi sedikit demi sedikit agar pada waktunya nanti, kita tidak lagi berlaku demikian.

Jemaah yang dimuliakan Allah SWT,

Perlunya kita menjadikan masa lalu sebagai pertimbangan itu sudah digariskan Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hasyr: 18).

Ayat tersebut juga mengingatkan kita akan amal yang telah kita lakukan. Imam As-Shawi dalam Hasyiyah atas Tafsir Jalalain mengatakan, bahwa seluruh amal yang kita perbuat di dunia ini sebetulnya akan tampak balasannya di hari kiamat kelak. Karenanya, Allah SWT mengingatkan kita untuk bertakwa dua kali dalam ayat tersebut.

Menurut Imam Al-Qurthubi, takwa pertama mengingatkan kita agar bertobat atas dosa-dosa lalu. Sedangkan kedua sebagai pengingat agar takut bermaksiat di masa yang akan datang.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads