Ratusan hektare kawasan perikanan budi daya di Kota Pasuruan bakal hilang. Dari 600 hektar kawasan perikanan budi daya, yang bakal tersisa hanya 143 hektar.
"Kawasan perikanan budi daya dari 600 hektar, akan tersisa 143 hektar," kata Kepala Dinas Perikanan Kota Pasuruan Mualif Arief, Jumat (14/7/2023).
Mualif mengungkapkan bahwa hal itu berkaitan dengan rencana menjadikan Kota Pasuruan sebagai kota perdagangan dan jasa. Sesuai Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pasuruan Nomor 1/2022, tempat produksi seperti kawasan perikanan budi daya bakal dialihfungsikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan bahwa 600 hektare kawasan perikanan budidaya sebagian besar berada di wilayah utara Kota Pasuruan. Baik di Kelurahan Gadingrejo, Tambaan, Panggungrejo, Tapaan, Kepel, hingga Blandongan.
Sesuai Pasal 7 ayat (6) Perda RTRW Kota Pasuruan, bagian utara kota akan dikembangkan menjadi kawasan baru sebagai kawasan strategis. Sejumlah infrastruktur akan dikembangkan, salah satunya jalan lingkar utara untuk mendukung pengembangan pelabuhan dan kawasan industri serta pariwisata.
Selain itu penyediaan lahan juga dibutuhkan untuk pengembangan pelabuhan, kawasan industri, parkir mobil angkutan barang, juga kawasan perumahan.
Meski kawasan perikanan budi daya di bagian utara Kota Pasuruan akan berkurang Mualif tetap optimistis bahwa sektor perikanan budidaya di Kota Pasuruan akan terus berkembang.
Produksi perikanan budi daya di Kota Pasuruan setiap tahun terus meningkat. Misalnya pada 2021, produksi ikan budi daya air payau dan air tawar mencapai 2.190 ton, lalu pada 2022 mencapai 2.239 ton.
Untuk tetap mengembangkan kawasan tambak sebagai kawasan perikanan budidaya Pemkot Pasuruan menurutnya sedang mem-branding Bandeng Jelak sebagai produk asli lingkungan Jelakrejo, Kelurahan Blandongan.
"Kami akan pakai pendekatan pariwisata. Produk perikanan budi daya seperti Bandeng Jelak dikemas sedemikian rupa agar lebih menarik dan bisa merambah pasar lebih luas," ujar Mualif.
(dpe/fat)