Menurut American Physchological Association(APA), LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Lesbian adalah kecenderungan seksual di mana seorang perempuan hanya tertarik dengan sesama perempuan saja.
Gay adalah kecenderungan seksual di mana seorang laki-laki hanya tertarik dengan sesama laki-laki saja. Biseksual adalah kecenderungan seksual di mana seseorang bisa menyukai dua jenis kelamin, baik perempuan dan laki-laki.
Sedangkan transgender adalah orang yang memiliki identitas gender yang berbeda dengan kelaminnya, yang ditunjuk saat lahir. Transgender juga disebut sebagai transseksual jika yang bersangkutan menghendaki bantuan medis untuk mengubah kelaminnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli Genetik Universitas Airlangga (Unair), Zakiyatul Faizah dr M Kes mengungkap LGBT terjadi akibat adanya kelainan genetik. Seperti yang ia sampaikan melalui rilis pada 18 Mei 2022.
dr Faizah menjawab pertanyaan bagaimana seseorang bisa menjadi seorang LGBT? Menurutnya, manusia dibedakan secara jenis kelamin menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Berikut ini terbentuknya jenis kelamin.
LGBT Terjadi Akibat Kelainan Genetik:
1. Terbentuknya Jenis Kelamin
Laki-laki memiliki kromosom XY, sedangkan perempuan kromosom XX. Untuk dapat terbentuk laki-laki dan perempuan yang sempurna, perlu ada kromosom, gen, dan hormon yang normal.
Dalam kondisi tertentu, muncul beberapa kelainan yang mengakibatkan tidak terbentuknya laki-laki dan perempuan yang sempurna.
"Kelainan ini bisa terjadi pada tingkat kromosom, gen, maupun hormonal. Spektrum kelainan ini juga sangat luas. Dari yang tidak berbahaya sampai mengancam jiwa. Bisa jadi seseorang berpenampilan laki-laki, tapi memiliki kromosom wanita atau sebaliknya," jelas Faizah.
2. Kelainan Gen
Ia menambahkan, kelainan pada gen penentu jenis kelamin dapat mempengaruhi bentuk organ kelamin, dan ciri seksual sekunder seseorang. Untuk memastikan kelainan tersebut perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, karena tidak bisa hanya dengan klaim sepihak.
"Biasanya pada orang yang mengalami kelainan pada jenis kelaminnya diberi pilihan untuk menjadi laki-laki atau perempuan. Tentunya dengan melalui pemeriksaan dan konsultasi yang holistik. Jenis kelamin itu berbeda dengan gender dan seksualitas," ungkapnya.
3. Jenis Kelamin dan Seksualitas
Jenis kelamin seseorang terbentuk sejak di dalam kandungan. Sementara, gender dan seksualitas dipengaruhi faktor dari luar seperti lingkungan, sosial, psikologis, dan pergaulan.
"Bisa jadi memang ada kelainan pada kromosom, gen, maupun hormonalnya. Sehingga tidak menjadi laki-laki dan perempuan sempurna, tapi harus benar-benar dibuktikan melalui serangkaian pemeriksaan bahwa benar ada kelainan karena jenis kelamin itu berbeda dengan gender dan seksualitas," tuturnya.
Menurut dr Faizah, seksualitas sangat dipengaruhi faktor dari luar. Dalam beberapa kasus, terdapat seorang laki-laki atau perempuan normal. Tapi preferensi seksualnya tidak sebagaimana laki-laki dan perempuan normal.
"Karena seksualitas dipengaruhi oleh banyak hal, bisa jadi memang bisa berubah-ubah sesuai pengaruh yang didapatkan. Tapi secara genetik jenis kelamin itu tidak bisa berubah-ubah," paparnya.
(sun/dte)