Di Jember, ada seorang pria bernama Tuhan. Tuhan mengaku, namanya ini diberikan oleh orang tuanya. Ia pun tidak mengetahui mengapa sang orang tua memberi nama ini.
Pria bernama Tuhan ini berasal dari Kecamatan Patrang, Jember. Saat ini, Tuhan tinggal di Jalan Manyar, RT 01, RW 06. Di rumah itu, Tuhan yang kini telah berusia sekitar 73 tahun tinggal bersama istrinya bernama Misnati dan adik iparnya bernama Mahfud.
Tuhan mengaku tidak bisa berbahasa Indonesia sama sekali. Dia hanya bisa berbahasa Madura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemampuan mendengarnya juga menurun karena usianya yang memang sudah lanjut. Bahkan, terkadang harus sedikit berteriak atau mendekatkan bibir ke telinganya agar Tuhan mendengar apa yang dikatakan lawan bicaranya.
"Dari kecil nama saya memang Tuhan," kata dia menjawab pertanyaan sejak kapan dia dipanggil Tuhan.
Pria ini juga mengaku tidak tahu mengapa orang tuanya memberinya nama Tuhan. Dia juga tidak pernah bertanya. "Itu urusan orang tua, saya tidak tahu," ujarnya singkat.
Tuhan mengaku rumah yang ditempati sekarang merupakan rumah istrinya. Dia sendiri berasal dari Lingkungan Kedawung, Kelurahan Gebang, yang juga masih masuk wilayah kecamatan Patrang.
"Saya hanya sekolah SD, setelah lulus jadi petani sampai sekarang. Tapi tidak punya sawah, garap punya orang," terangnya.
Dalam kesehariannya, Tuhan dikenal sebagai sosok yang humoris dan baik ke tetangga. Di kalangan warga, Tuhan memiliki nama panggilan Pocet. Dalam bahasa Madura, pocet artinya buah yang belum masak dan masih sangat muda.
"Dulu sebelum punya anak, dia itu dipanggil Pocet. Kenapa dipanggil Pocet saya juga tidak tahu. Kalau di kita, pocet artinya buah yang baru muncul," kata Ketua RW 06, Mustakim, Rabu (5/7/2023)
Setelah punya anak pertama, Tuhan lebih sering disapa Pak Farid. Ini mengacu pada nama anak pertamanya yang bernama Farida.
"Di sini biasanya seorang ayah dipanggil sesuai nama anak pertamanya. Begitu juga dengan Tuhan, setelah anak pertamanya bernama Farida, dia di kalangan warga saat ini lebih sering dipanggil Pak Farid," terang Mustakim.
Sosok Tuhan sendiri, menurut Mustakim merupakan pria yang humoris dan periang. Tuhan juga dikenal suka membantu warga yang butuh bantuan.
"Dia periang dan suka menolong. Yang jelas orangnya baik dan akrab dengan tetangga," ujarnya.
Tuhan juga dikenal latah. Ketika kaget, maka tangannya secara reflek akan memukul sekenanya.
"Kalau terkejut, kadang tangannya langsung bergerak sekenanya, makanya harus hati-hati, khawatirnya pas bawa senjata tajam, bisa bahaya. Tapi secara umum orangnya baik dan memang suka bercanda," imbuhnya.
Tuhan masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024. Pria berusia 73 tahun itu akan mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 12 Kelurahan Slawu.
Di Jember, ternyata ada 5 orang bernama Tuhan yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024. Tuhan mengaku sudah tahu dirinya masuk DPT dan memiliki hak suara. Sebab, hal itu bukan yang pertama baginya. Dalam setiap pemilu, ia selalu dapat undangan untuk datang ke TPS.
"Dulu-dulu selalu mencoblos, sudah biasa. Nanti juga nyoblos lagi," pungkas Tuhan.
(hil/fat)