Pelaku usaha musiman sering mengalami peningkatan pesanan saat mendekati momen keagamaan tertentu. Termasuk menjelang Idul Adha 1444 H ini. Salah satu penyedia jasa yang cukup dicari di momen ini adalah Ahmad Rofi'i.
Menjelang Hari Raya Idul Adha dia selalu kebanjiran permintaan mengasah pisau. Orang-orang, terutama para panitia kurban yang meminta pisaunya diasah berdatangan sejak pekan lalu.
"Pekan lalu sudah mulai ramai, banyak yang mencari saya melalui chat, ada yang telepon, dan ada juga yang datang langsung ke rumah," kata Rofi'i yang juga bekerja sebagai jagal hewan kurban saat ditemui detikJatim, Selasa (19/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebutkan bahwa cukup banyak para penyembelih kurban yang mengandalkan jasanya untuk mengasah pisau. Demikian juga para tukang jaga. Meski mereka mahir menyembelih hewan seperti sapi atau kambing, tapi tidak semua bisa mengasah dan merawat pisaunya dengan baik.
Bila di hari-hari biasa Rofi'i menerima antara 8 hingga 10 pisau untuk diasah, menjelang Hari Raya Idul Adha ini jumlah pemesanan meningkat hingga mencapai dua kali lipat.
"Ada lebih dari 20 pisau, kata para pemesan bahwa pisau-pisau itu dipakai untuk menyembelih hewan kurban," tambahnya.
Rofi'i berpendapat, mengasah pisau memang memerlukan metode, keahlian, dan peralatan khusus. Untuk mengasah pisau itu, dia menggunakan batu asah khusus yang bisa membuat pisau menjadi tajam maksimal.
Apalagi, kata Rofi'i, di dalam Islam pisau atau golok yang dipakai untuk menyembelih hewan kurban memang diwajibkan tajam dan bersih. Pisau yang tumpul dan berkarat akan menyebabkan penderitaan pada kurban.
Tidak hanya itu, pisau berkarat untuk menyembelih hewan bisa menimbulkan masalah kesehatan bagi yang mengonsumsi. Untuk itulah Rofi'i menggunakan 3 media khusus dalam mengasah pisau.
"Saya menggunakan besi gerinda dan batu gunung. Kemudian, ada juga batu kali untuk proses finishing (proses akhir), sehingga pisau benar-benar tajam," ujar Rofi'i, yang merupakan penduduk Kedurus, Surabaya.
Untuk menguji ketajaman pisau Rofi'i melakukannya dengan cara sederhana. Dia menguji pisau itu pada selembar kertas. Dengan pisau yang sudah terasah dia mampu memotong kertas menjadi beberapa bagian dalam beberapa kali gerakan.
"Seperti ini cara menguji ketajaman pisau," kata pria berusia 43 tahun itu.
Harga yang ditawarkan oleh Rofi'i untuk mengasah pisau bervariasi, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 30.000 per pisau.
"Harga tergantung pada ukuran pisau, semakin besar pisau, semakin mahal juga harganya. Tergantung tingkat kesulitan mata pisau juga. Soalnya jenis pisau juga bermacam-macam," tambahnya.
Rofi'i menyebutkan bahwa mayoritas pelanggan yang menggunakan jasanya berasal dari Surabaya, terutama panitia kurban, termasuk juga para jagal.
"Kebanyakan panitia kurban, ada jagal juga," tutup dia.
(dpe/fat)