Akhir-akhir ini banyak kasus pembunuhan di Jatim. Di antaranya driver taksi online dibunuh dan mayatnya dibuang di jurang piket nol Lumajang. Selain itu mahasiswa Ubaya dibunuh dan dimasukkan koper dan dibuang ke jurang Mojokerto. Aksi keji dilakukan guru les musik gegara sakit hati.
Lalu mutilasi di Sidoarjo. Yang terbaru terjadi di Kabupaten Mojokerto. Pelajar SMP dibunuh bahkan diperkosa teman sekelasnya karena dendam saat ditagih iuran nunggak 2 bulan.
Kasus pembunuhan yang marak akhir-akhir ini membuat masyarakat geleng-geleng kepala. Banyak yang merasa heran dan mengaku tidak habis pikir dengan penemuan-penemuan kasus pembunuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ngeri banget akhir-akhir ini banyak pembunuhan dan mengambil barang-barang berharga korban," kata salah satu warga Sidoarjo, Khumaira (33).
"Kok tega ya," tegas mahasiswi Unair yang sedang membaca kasus pembunuhan.
Lalu kenapa seseorang dengan mudah membunuh?
Psikolog klinis dan forensik Surabaya, Riza Wahyuni SPsi MSi mengatakan beberapa kasus pembunuhan yang pernah ada, orang marah bisa berujung pada kekerasan hingga nekat melakukan pembunuhan. Hal ini tergantung latar belakang kepribadiannya.
"Bagaimana mereka yang memiliki kepribadian agresif, sulit mengontrol emosi, sulit berperilaku menahan diri, egonya lebih tinggi. Itu membuat perilaku mereka tidak terkontrol untuk kemarahan yang luar biasa," kata Riza saat dihubungi detikJatim, Rabu (14/6/2023).
Riza menjelaskan, rata-rata kasus pembunuhan kebanyakan beralasan sakit hati. Namun alasan itu tidak bisa dipastikan benar atau hanya alibi.
"Itu belum tentu. Biasanya saya diminta melihat bagaimana profil orang ini, tapi rata-rata ketika melakukan pemeriksaan lebih lengkap, ada perilaku cenderung manipulatif, agresif, perilaku tidak terkontrol, dorongan tidak terkendali. Tapi bukan berarti orang demikian bisa menjadi dibenarkan," jelasnya.
Baginya, yang perlu dipahami di dalam pemeriksaan, pelaku mengetahui risiko ketika melakukan pembunuhan, bahkan dalam kondisi sadar dan tidak dalam tekanan.
"Ada kasus dia melakukan atas nama hukum kalau ada serangan. Dulu ada kasus seorang perempuan terpaksa mengambil sangkur pada laki-laki itu dan tujukan ke orang itu. Pilihannya dia mati atau laki-laki itu mati," urainya.
Dia pun mengingatkan untuk perlunya berhati-hati terhadap orang yang ditemui di sekitar.
"Tidak mudah percaya pada orang. Kalau ada sesuatu, jangan berangkat sendiri, usahakan ada teman yang menemani," pungkasnya.
(esw/fat)