Elektabilitas Eri Cahyadi sebagai figur yang digadang-gadang maju di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2024 tidak tertandingi. Menurut survei Indopol, elektabilitas Eri Cahyadi sebagai cawali Kota Surabaya di angka 42,4% dalam top of mind (pertanyaan terbuka) warga Surabaya.
"Elektabilitas Eri Cahyadi cukup tinggi yakni 42,44%," kata Direktur Indopol Ratno Sulistiyanto dalam paparannya melalui zoom, Selasa (13/6/2023).
Meski elektabilitas Eri tertinggi dalam pertanyaan terbuka, Ratno menyebut warga Surabaya yang belum menentukan pilihan sangat tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara yang belum menentukan pilhan sebesar 46,34%. Artinya, meskipun Eri Cahyadi elektabilitas tinggi, tapi masih dimungkinkan untuk dikalahkan. Sebab, angka elektabilitas Eri Cahyadi belum dominan, meskipun ditambah dengan pemilih Tri Rismaharini," jelasnya.
Sementara, nama lain yang muncul dalam top of mind warga Surabaya adalah Tri Rismaharini atau Risma. Sebanyak 8,29% warga Surabaya menyebut Risma di pertanyaan terbuka.
Ada juga nama mantan Kapolda Jatim yang juga mantan Cawali Kota Surabaya 2020, Machfud Arifin. Namun, elektabilitas Machfud sangat rendah yakni di angka 0,73%. Sedangkan 2,20% menjawab lainnya.
Ratno mengungkapkan, elektabilitas Eri Cahyadi cukup tinggi karena sesuai dengan tingkat kepuasan masyarakat Surabaya.
"Approval rating Eri Cahyadi cukup tinggi yaitu 85.61%. Approval rating tinggi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya umumnya kondisi ekonomi keluarga di Surabaya dibandingkan 1 tahun lalu sudah semakin membaik. Sebesar 78.54% responden menyatakan sudah mulai membaik kondisi ekonominya," jelasnya.
"Lalu, kepuasan kinerja Pemkot Surabaya juga tinggi di beberapa hal seperti menjaga toleransi kehidupan beragama sebesar 92,68%, kebersihan dan taman kota sebesar 90,98%," tambahnya.
Kepuasan warga Surabaya, lanjut Ratno, juga dilihat dari angka pembangunan sektor pendidikan, di mana sebesar 89,02% responden puas. Lalu, fasilitas umum dan fasilitas sosial sebesar 88,29% puas, ketersediaan BBM dan listrik sebesar 88,29% puas, pelayanan public sebesar 85,85% puas.
"Di sektor infrastruktur sebesar 84,15% puas, ketertiban daerah sebesar 83,41% puas, pengembangan UMKM sebesar 81,71% puas, pemulihan pasca COVID-19 80,24% puas dan jaringan pengaman sosial sebesar 77,56% puas," jelasnya.
Meski banyak yang puas, Ratno juga menyebut responden mengeluhkan beberapa sektor yang belum optimal. Di antaranya penanganan kriminalitas (narkoba, pencurian, perampokan) responden yang puas di angka 67,32%.
Ada juga penanganan pengangguran dan kemiskinan, responden yang puas hanya 60,73%, dan pemberantasan korupsi hanya 56,59% yang puas.
Indopol Survey and Consulting melakukan survei pada 19 Mei hingga 26 Mei 2023. Penelitian survei opini publik ini mengambil populasi penduduk di Kota Surabaya yang berumur 17 tahun atau memiliki hak pilih dalam pemilu. Jumlah sampel dalam survei ini sebanyak 410 responden yang tersebar secara proporsional di semua kecamatan di Kota Surabaya.
Pengumpulan data lapangan dilakukan pada 19 Mei hingga 26 Mei 2023 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur. Proses penarikan sampel sepenuhnya dilakukan secara acak menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error survei ini sebesar +/- 2,84%, dengan tingkat kepercayaan 95%.
Survei ini menggunakan quality control berlapis dalam validasi sampel dengan data populasi. Di mana tidak terdapat perbedaan signifikan antara sampel dan data populasi.
(hil/dte)