Metode Terapi Pulsed Radiofrequency Cara Atasi Nyeri Kronik

Metode Terapi Pulsed Radiofrequency Cara Atasi Nyeri Kronik

Muhammad Aminudin - detikJatim
Senin, 12 Jun 2023 14:00 WIB
Dr Ristiawan Muji Laksono SpAn
Dr Ristiawan Muji Laksono SpAn (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Kota Malang -

Pengajar Universitas Brawijaya (UB) menemukan metode untuk penanganan nyeri kronik. Teknik itu diberi nama Terapi Pulsed Radiofrequency (PRF).

Dia adalah Dr Ristiawan Muji Laksono SpAn dengan penelitiannya itu sukses menyandang gelar doktor setelah menyelesaikan studi S-3 di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB).

Setelah meneliti mekanisme efek pulsed radiofrequenty pada neuron model nyeri, Ristiawan mengungkap sebagian orang banyak mengeluhkan sakit nyeri. Dan sakit itu lama-lama bisa menjadi nyeri kronik atau menahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan durasinya, nyeri bisa digolongkan dalam 2 jenis yaitu nyeri akut (Kurang dari 3 bulan) dan nyeri kronis (Lebih dari 3 bulan). Dan nyeri kronis ini dialami 13% hingga 50% orang dewasa.

Saat mengalami nyeri kronik, lanjut Ristiawan, masyarakat banyak kesulitan untuk mendapatkan pengobatan. Untuk menyembuhkan sakit nyeri banyak masyarakat hanya dengan mengonsumsi obat. Jalan pengobatan justru berefek terhadap kualitas hidupnya.

ADVERTISEMENT

"Karena banyak yang sudah mengonsumsi obat, maka kita perlu memikirkan untuk melakukan terapi intervensi, seperti yang sedang saya teliti yakni Pulsed Radiofrequency (PRF)," terang Ristiawan kepada wartawan usai pengukuhan gelar doktor di Fakultas Kedokteran UB, Senin (12/6/2023).

Ristiawan menyebut, dulu proses terapi hanya dengan menggunakan metode radiofrequency yakni dengan jalan merusak bagian sarafnya. Proses terapi itu memang bisa menghilangkan rasa nyeri, namun berefek kepada fungsi motorik atau gerak lainnya karena saraf pasien telah dirusak.

Dr Ristiawan Muji Laksono SpAnDr Ristiawan Muji Laksono SpAn/ Foto: Muhammad Aminudin

"Tapi melalui PRF, bisa mengurangi nyeri secara signifikan dan efek sampingnya tidak seperti radiofrequency. Makanya sekarang lagi berkembang," tegasnya.

Ristiawan menyarankan, bagi masyarakat yang memiliki rasa nyeri bisa mendatangi fasilitas kesehatan yang memiliki peralatan PRF. Agar nantinya dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

"Kalau Pulsed Radiofrequency secara teori bisa sembuh dalam jangka waktu satu minggu, untuk paling lambat 7 minggu. Tapi rata-rata pasien yang saya kerjakan 3 sampai 4 minggu," katanya.

"Metodenya dengan menggunakan jarum, terapi PRF memaparkan rangkaian frekuensi rendah (2 atau 4 Hz) dalam jangka waktu singkat (20 atau 10 ms) dengan range radiofrekuensi 500 kHz," sambung Ristiawan.

Ristiawan menyebut, banyak kasus sakit nyeri diderita masyarakat usia produktif. Dengan begitu, kualitas hidup sebagai sumber daya manusia akan sangat terganggu. Walaupun sebagian besar kasus nyeri banyak dialami usia tua, terutama pada perempuan.

"Meski usia produktif banyak, tapi nyeri kronik banyak dialami usia tua. Tetapi kalau terjadi di usia muda, masalahnya adalah menurunnya kualitas hidup," sebutnya.

Dengan terapi PRF ini, Ristiawan berharap dapat menyembuhkan pasien nyeri tidak hanya dengan harus mengonsumsi obat-obatan.




(mua/fat)


Hide Ads