Peristiwa itu terjadi pada Minggu (4/6/2023) siang, sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu KM sedang bekerja mengelas radiator di Bengkel Las tenoatnya bekerja di Jalan Cerme, Gresik.
"Saya waktu itu jam istirahat beli es di warung sebelah bengkel. Saat di warung itu, ada kelompok pesilat konvoi dari Bunder menuju Morowudi," kata KM kepada detikJatim, Minggu (4/6/2023).
Saat itulah dua pesilat tersebut mendatangi KM yang berada di warung. Kepada KM, dua pesilat tersebut memintanya untuk melepas kaos perguruan yang ia pakai.
"Dua pesilat itu meminta saya melepas kaos, lha saya menolak. Karena gak tahu kalau perguruan mereka ada acara," kata KM.
Karena menolak melepas baju perguruannya, KM pun mendapat pukulan dari dua pesilat tersebut. Rombongan konvoi yang melihat hal itu, langsung menggeruduk warung kopi tersebut dan mengeroyok KM.
"Pas saya mau lepas, mereka mengeroyok saya. Ya mana bisa saya lepas. Beruntung pemilik warung menolong saya," jelas KM.
Akibat peristiwa itu, KM mengalami luka di bagian kepala dan sekujur tubuhnya. Korban juga sempat di pukul menggunakan gelas dan keramik meja.
Sementara itu, pemilik warung AS, mengatakan saat menyelamatkan KM dari amukan pesilat ia juga sempat kena pukul nunchaku. Bahkan beberapa gelas miliknya pecah dilempar para pesilat tersebut.
"Ada gelas besar juga dipukulkan ke kepala korban. Keramik meja saya juga, hingga korban mengalami luka di kepalanya," kata AS.
Tak hanya itu, lanjut AS, selain melempar gelas botol kaca, para pesilat itu melempar pot bunga yang berada di samping warungnya. Pemilik pot pun berteriak tak terima.
"Tadi pemilik rumah sebelah yang tahu potnya diambil berteriak masuk. Mencekam tadi pokoknya, pas kaos korban tak lempar mereka berebut kaos itu dan pergi," pungkas AS.
(dpe/iwd)