Seorang pria tiba-tiba sudah berdiri di atap terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Pria itu tepatnya berdiri di atap ruang tunggu sementara di sebelah barat Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara (GSN) setinggi lebih 5 meter.
Pria itu sempat diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Sejumlah personel gabungan dari TNI, Polri, pemadam kebakaran, petugas keamanan Pelindo, serta BPBD Linmas Surabaya bersama-sama melakukan evakuasi.
"Awalnya kami dapat info simpang siur, diduga ODGJ. Lalu kami koordinasi dan kami naik ke atas. Kami komunikasi dengan korban ternyata dia hanya stres, bukan ODGJ," kata Komandan Rescue Damkar Kota Surabaya Moelyono kepada detikJatim, Kamis (1/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Moelyono menjelaskan bahwa laporan tentang kejadian pria yang berdiri dia atas terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Perak masuk sekitar pukul 12.40 WIB. Dia bersama 4 personel meluncur ke lokasi.
"Kami info awal setelah Azan Zuhur. Evakuasi cepat, sekitar 10 menit saja. Proses persiapan dan mediasi yang lama agar tidak membahayakan yang bersangkutan dan petugas," ujarnya.
Korban berinisial S (41) itu berhasil dievakuasi dari atap. Setelah itu, Moelyono mengaku mendapat curhatan dari korban yang merupakan warga Kampung Baru, Kecamatan Kalipare, Malang. Kepadanya korban mengaku ada masalah di kampung halaman hingga memutuskan merantau ke Makassar.
"Ya mungkin karena ada kendala di Malang dan Makassar juga. Lalu dia tidak jadi berangkat dan malah naik ke atas gedung," ujarnya.
Moelyono mengaku sempat bingung. Sebab korban tidak terlambat datang dan KM Dharma Kencana 7 yang akan ditumpangi juga masih sandar sekitar pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.
Kepada petugas korban S mengaku sempat berselisih paham dengan petugas tiket hingga akhirnya dia mengaku kesal. Korban tidak bercerita bagaimana cara dia naik ke atas ruang tunggu sementara dekat Gapura Surya Nusantara (GSN), Tanjung Perak Surabaya itu.
"Dia (S) tidak jadi berangkat, saat ditanya dia langsung naik ke atas dan pihak security sudah koordinasi dengan yang bersangkutan. Dia menunjukkan amplop, bukan menunjukkan tiket. Ya mungkin karena banyak pikiran dan kalut, dia naik ke atas tanpa sepengetahuan security," ujarnya.
Korban S menunjukkan bukti bahwa dirinya memang memiliki tiket KM Dharma Kencana 7 milik PT Dharma Lautan Utama (DLU). Kapal yang seharusnya dia tumpangi datang tepat waktu dan bertolak sesuai jadwal.
"Saat kami cek, yang bersangkutan ada tiket, dia berangkat sendiri dari Malang. Dia datang tepat waktu, dan saat ini kapal sudah berangkat ke Makasar," kata Moelyono.
(dpe/fat)