Ribuan petani sayurandari, Ijen, Bondowoso menggeruduk gedung DPRD dan Pemkab Bondowoso. Mereka menuntut jatah pupuk subsidi yang selama ini tak diterima
Dalam aksinya, massa yang datang naik puluhan truk. Massa tampak melakukan konvoi dan memenuhi jalanan dengan kawalan ketat kepolisian.
Sambil membentangkan sejumlah spanduk dan banner tuntutan, mereka mendesak agar mendapat pupuk bersubsisdi. Sebab selama ini mereka memakai pupuk dengan harga normal atau nonsubsidi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat iringan-iringan massa tersebut, arus lalu lintas jalur jurusan Bondowoso - Situbondo sempat macet. Sebab, jumlah mereka nyaris memenuhi lajur jalan.
Dalam aksi ini, para kades dan perangkat desa di Kecamatan Ijen juga turut mendampingi para petani. Titik awal yang didatangi adalah DPRD Bondowoso di Jalan Raya Tenggarang.
Di gedung rakyat tersebut mereka menyampaikan aspirasinya tentang persoalan distribusi pupuk yang tak merata. Hal ini dinilai memberatkan para petani sayuran.
Setelah sempat berorasi dan meneriakkan yel-yel tentang persoalan pupuk, aksi massa tersebut lantas ditanggapi Ketua Komisi II DPRD Bondowoso. Perwakilan mereka kemudian dipersilahkan masuk ke gedung dewan.
"Kami tetap akan tampung aspirasi Anda semua. Meski, kami tak punya kapasitas dalam mengambil keputusan," kata Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, Andi Hermanto, di hadapan peserta demo, Senin (22/5/2023).
Andi berjanji untuk segera membawa persoalan pendistribusian pupuk bersubsidi yang dikeluhkan petani Ijen tersebut ke pihak terkait. Baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun pemerintah pusat.
"Persoalan distribusi pupuk bersubsidi para petani Ijen memang dilematis. Karena terkait regulasi yang ada," pungkas anggota dewan dari fraksi PDIP ini.
Setelah menyampaikan aspirasinya di DPRD Bondowoso, aksi demo itu dilanjutkan ke kantor Pemkab. Mereka di terima Sekretaris Daerah, didampingi Kapolres dan Dandim setempat.
Sama seperti sebelumnya, perwakilan mereka diterima dan berdialog dengan Sekda setempat. Usai menyampaikan tuntutannya, massa lalu membubarkan diri dan kembali ke desa masing-masing.
(abq/iwd)