Ada pemandangan berbeda di Jalan Raya Nganjuk-Surabaya, tepatnya di Desa Pelem, Kecamatan Kertosono. Sebuah pesawat terparkir di halaman sebuah rumah mewah.
Lokasi rumah mewah itu sekitar 200 meter di sebelah barat traffic light simpang empat Kertosono dari arah Nganjuk, atau di sebelah kiri jalan jika dari arah Surabaya.
Belum banyak warga Nganjuk yang tahu bahwa rumah itu adalah milik 'sultan', alias orang yang kaya raya dari bisnis yang telah dijalankan bertahun-tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah itu berada di lahan seluas 3 ribu meter persegi. Ada tiga bangunan. Salah satunya bangunan megah di bagian belakang yang menjulang tinggi dengan gaya Eropa.
Ada bangunan rumah utama yang hanya ditempati saat keluarga besar pulang kampung serta di sebelah kanannya ada bangunan khusus parkir kendaraan roda empat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJatim, rumah itu milik pasangan H Yusuf dan Hj Dau. Yang meletakkan pesawat di halaman rumah itu adalah putra mereka, H Gatut Koco (46).
Orang kaya layaknya 'Sultan' asal Nganjuk itu menaruh pesawat di rumah orang tuanya memang untuk menyenangkan hati kedua orang tuanya.
Hal itu seperti dikatakan oleh penjaga rumah tersebut Budi Santoso (45). Menurutnya, pesawat itu diparkir di halaman rumah kedua orang tua H Gatut Koco sebagai pajangan.
"Mungkin hanya ingin menyenangkan orang tua saja yang saya tahu," ujar Budi ketika ditemui detikJatim, Minggu (21/5/2023).
Pesawat yang mirip pesawat kepresidenan RI itu sudah tidak bisa diterbangkan. Pesawat itu diparkir sejak 2019 atau di awal pandemi COVID-19.
Budi menegaskan bahwa tidak semua orang bisa masuk ke dalam pesawat tersebut. Karena pesawat itu dikhususkan bagi keluarga dan orang tertentu yang sudah dapat izin.
Bagaimana tidak isi pesawat itu telah disulap menjadi ruang keluarga. Kursi-kursi penumpang dalam pesawat itu telah disingkirkan, diganti perabot rumah tangga.
"Karena privacy keluarga. Isinya di dalam pesawat ruang keluarga, meja, kursi, sofa. Untuk kursi pesawat kapasitas 100-an kursi dicopot ditaruh gudang semua," kata Budi.
Siapa sebenarnya dan bagaimana pemilik pesawat mendatangkannya? Baca di halaman selanjutnya.
Rumah mewah dengan pesawat terbang asli di halamannya itu tidak dihuni pemiliknya. Budi Santoso sang penjaga rumah yang menempati rumah itu bersama keluarganya.
"Saya di sini sekeluarga dengan istri dan anak merawat rumah dan pesawat ini," ujar Budi.
Dia mengatakan bahwa sang juragan jarang pulang. Baik H Yusuf maupun H Gatut Koco. Rumah yang ada di Nganjuk itu hanya dipakai untuk persinggahan.
"Jarang pulang karena tinggal di Jakarta. Pulang terakhir setelah Lebaran kemarin. Kadang kalau lewat buat persinggahan saja," papar Budi.
Budi menjelaskan bahwa pesawat dengan ukuran panjang 30 meter itu didatangkan pada 2019 lalu atau ketika awal COVID-19.
Saat itu, pesawat yang diangkut dengan 3 trailer itu didatangkan dan disusun di halaman rumah ketika situasi sedang sepi sekitar pukul 02.00 WIB.
"Waktu itu dini hari tahun 2019 awal COVID-19, pesawat tiba saat sepi dan diangkut dengan tiga kendaraan trailer," ucap Budi.
Dia jelaskan juga cara pesawat yang diangkut ke rumah tersebut. Pesawat itu terbagi 3 bagian. Badan pesawat terbagi dua diangkut 2 trailer, sisanya diangkut trailer lainnya.
Masyarakat sekitar baru tahu beberapa hari setelah pesawat itu terpajang. Hingga ada sejumlah YouTuber yang membuat konten tentang pesawat di atas kolam pribadi itu.
Soal kolam tersebut, Budi menjelaskan usianya lebih tua lagi. Kolam itu dibangun antara 1987 sampai 1988 oleh H Yusuf yang seorang pengusaha perkebunan kelapa sawit.
"Pak H Yusuf usahanya perkebunan kelapa sawit. Saat ini tinggal di Jakarta. Saya hanya menjaga di sini bersama istri dan lima anak saya," papar Budi.
Lalu siapa sebenarnya keluarga pemilik rumah dan pesawat itu? Kalau H Yusuf yang sudah berusia 78 tahun seorang pengusaha kelapa sawit, putranya H Gatut Koco tidak hanya menjalankan usaha kelapa sawit tapi juga usaha di bidang minyak bumi.
"Pak Haji Yusuf usahanya perkebunan kelapa sawit sedangkan Pak Gatutkoco usahanya di bidang perminyakan," ujar Budi.
Budi menjelaskan bahwa usaha yang digeluti H Gatut Koco di bidang SPBU atau pengisian BBM dan SPBE pengisian elpiji. Tidak hanya itu, sang 'Sultan' juga memiliki rumah penangkaran burung walet di beberapa kota di Jatim. Termasuk di Magetan.
"Juga punya rumah burung walet di Magetan. Biasanya saya juga ngecek rumah walet di Magetan kalau saya pulang ke Ngawi," tandas Budi.
Kembali pada pesawat itu, berapa sih harganya? Budi tidak bisa menyebutkan detail. Namun dia mengira-ngira, setidaknya harganya Rp 1 miliar atau bahkan lebih.
"Berapa ya harganya. Detailnya tidak tahu, mungkin sekitar Rp 1 miliar ada ya," ujar Budi.