Akses rumah warga Desa Tambakboyo RT 05, RW 01, Tuban, ditembok tetangganya. Pemicu aksi penembokan rumah tetangga ternyata dipicu jemuran baju.
Rumah warga yang ditembok itu adalah milik keluarga Tina (46). Sedangkan tetangga yang diduga mendirikan tembok di akses rumah Tina itu adalah pihak keluarga Sulis.
Tina dan Sulis sebenarnya masih memiliki hubungan keluarga. Tapi keduanya tidak akur. Sulis dan Tina cukup sudah cukup lama saling berselisih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Informasi yang kami terima dari warga, perselisihan keduanya sudah lama. Terakhir itu bulan kemarin April," ujar Kapolsek Tambakboyo AKP Eko Martono, Minggu (21/5/2023).
Eko pun menjelaskan bahwa pada April itu Tina dan Sulis kembali berselisih karena masalah yang cukup sepele. Yakni karena jemuran baju. Perkara itu membuat Sulis sakit hati.
"Jadi yang April kemarin itu mereka berselisih karena jemuran Baju," kata Eko.
Sekitar pertengahan April 2023, keluarga Tina sedang menggelar hajatan pernikahan di depan rumahnya yang berada di perempatan gang Desa Tambakboyo.
Meski tahu keluarga Tina menggelar hajatan, keluarga Sulis menjemur pakaian di depan rumah Tina. Sontak oleh keluarga Tina jemuran itu dipindah ke halaman rumah Sulis.
Rupanya pemindahan jemuran baju itu membuat Sulis tersinggung. Diduga sejak peristiwa itu Sulis menyimpan dendam hingga berujung pada penembokan akses rumah Tina.
Sebelumnya, kades Tambakboyo Lilik Koestijono menjelaskan bahwa perkara penembokan akses rumah Tina itu dilakukan Sulis karena keduanya sudah lama berselisih.
"Jadi ini sebenarnya masalah keluarga. Keduanya itu sudah berselisih lama. Sudah sering kita ini, pihak Pemdes, berusaha mendamaikan, tapi keduanya sudah tidak bisa didudukkan bersama," ujarnya.
Lilik mengatakan bahwa sebelum terjadinya penembokan akses rumah Tina, kedua keluarga sudah diberi pemahaman agar mau berdamai dan rukun kembali.
Namun hal itu tidak membuat Sulis dan Tina bisa menerima dan saling memaafkan. Hingga keluarga Sulis mendirikan tembok yang menghalangi akses jalan rumah keluarga Tina.
"Sebelum pemagaran saya sudah mendatangi satu per satu kedua belah pihak, namun belum ada hasil. Kami berharap segera ada solusi agar warga kami bisa rukun dan damai lagi," ujar Lilik.
Pagar tembok itu sekarang menjadi pemandangan baru bagi warga setempat meski tidak sampai menganggu aktivitas warga lain karena lokasinya fi perempatan kecil.
"Kalau sejak kapan berselisih, itu saya tidak tahu persisnya. Yang jelas sudah lama. Alhamdulilah pagar tembok ini tidak mengganggu aktivitas warga lain. Kebetulan ini perempatan kecil," pungkas Lilik.
(dpe/iwd)