Patung Ganesha di bibir kawah Gunung Bromo, di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, hilang. Hilangnya Patung Ganesha ini tidak membuat membuat warga Tengger termakan isu dan terprovokasi.
Kades Ngadisari Sunaryono berharap masyarakat Tengger, tidak termakan isu apapun dan tidak ada polemik hilangnya patung Ganesha.
"Kami imbau tidak ada polemik. Sebab patung (Ganesh) hanya sarana, kita meminta dan bersembahyang bukan ke patung, melainkan ke sang pencinta alam," kata Sunaryono kepada wartawan, Rabu (17/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengajak semua warga Tengger Bromo positif thingking dan tidak membesar-besarkan persoalan itu.
"Patung Ganesha ditempat sesaji yang hilang, kita lebih baik positif thingking," tambahnya.
Sementara Gondo Handono, tokoh masyarakat Tengger menyayangkan bila patung ganesha itu hilang dicuri. Namun dirinya mengajak tetap hidup rukun antarumat beragama seperti makna dari Pancasila.
"Isu seperti ini bisa menjadi polemik. Kami berharap semua umat beragama saling hormat-menghormati antarsesama, kalau patung Ganesha itu hilang karena unsur ketidaksengajaan kami maklumi. Misalnya ada yang menyenggol lalu jatuh ke kawah. Patung itu untuk menambah sarana prasarana pemujaan saat warga Hindu Tengger memberi sesaji ke leluhurnya yang tinggal di dalam Gunung Bromo, jadi kami," tegas Gondo.
Sementara petugas gabungan dari Polisi, TNI, petugas TNBTS dan perwakilan dari warga Suku Tengger, yang mendatangi lokasi sempat mencari patung Ganesha tersebut. Namun setelah dicari tidak ditemukan patung tersebut.
Rencananya, dukun, tokoh masyarakat, sesepuh Tengger Bromo dan pihak Parisadha Hindu Dharma Indonesia disingkat (PHDI) Kabupaten Probolinggo, akan membahas masalah patung Ganesha yang hilang.
(abq/fat)