Kemajuan ilmu kedokteran mampu menjadi harapan baru bagi pasien. Seperti hadirnya fisioterapi bagi pasien stroke terbukti bisa meningkatkan kualitas hidup penderitanya.
Fisioterapi adalah tindakan atau terapi rehabilitasi yang dilakukan pada pasien pascamengalami kondisi tertentu, seperti penyakit atau cedera.
Pada dasarnya, fisioterapi dibutuhkan untuk mengembalikan fungsi normal tubuh dan dapat beraktivitas seperti biasa. Terapi ini dapat membantu pasien meringankan rasa sakit dan kekakuan, mempercepat pemulihan, dan meningkatkan kualitas hidup
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fisioterapi tidak hanya dilakukan dengan latihan fisik, tetapi juga berupa pemberian edukasi serta pengobatan. Fisioterapi umumnya dilakukan pada pasien yang kehilangan fungsi tubuhnya setelah mengalami suatu kondisi, seperti terapi bagi pasien stroke.
"Dengan treatment ini, Pasien stroke akan merasakan frase kesembuhannya meningkat. Dengan fisioterapi yang pas dan totalitas, ada perubahan signifikan jika dibandingkan sebelum menjalani fisioterapi ," ulas Fisioterapis RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Setyo Wahyudi kepada detikJatim.
RSUD Ngudi Waluyo sendiri mulai memberikan layanan fisioterapi ini sejak tahun 1992. Ada enam terapis dan satu terapi wicara yang siap melayani pasien rehabilitasi medik dengan ramah.
Setyo mengaku secara masif menyosialisasikan edukasi fisioterapi ini agar pasien stroke mendapat penanganan yang baik dan benar. Sehingga ketika ada pasien dengan gejala stroke, harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan yang tepat.
"Selain fisioterapi, kami juga membangun mindset pasien agar bersemangat untuk kembali mendapat kualitas hidup yang lebih baik," kata Setyo yang menjadi fisioterapis di rumah sakit milik Pemkab Blitar ini sejak tahun 2015 lalu.
Masyarakat awam banyak yang menyamakan fisioterapi dengan pijat refleksi. Padahal menurut Setyo, teknis terapinya tidak sama. Sebab, dalam fisioterapi, minim dilakukan tindakan pemijatan. Pijat refleksi juga belum ada di dunia medis, sehingga belum bisa dipertanggung-awabkan secara medis.
"Pemijatan itu sedikit, namanya manipulasi fisioterapi dengan memakai tangan. Tergantung kasusnya seperti apa. Misal kasus peregangan pada tandon lengan karena ada otot kejepit. Gerakan yang dilakukan jangan sampai memperparah tingkat kerusakan otak pada pasien stroke," jelasnya.
Fisioterapi, lanjutnya, memang tidak bisa memperbaiki kerusakan sel otak. Namun fisioterapi mampu mengaktifkan sel-sel otak yang masih berfungsi namun hibernasi. Dengan program relearning motor untuk menggerakkan bagian tubuh yang mulai melemah atau neuroplasitas.
Satu di antara pasien stroke yang menjalani fisioterapi ini adalah Eko Suparman. Pria berusia 42 tahun ini mengalami kelumpuhan total pada badan bagian kanan setelah terserang stroke. Serangan mendadak itu terjadi pada 1 Juni 2022 lalu, hingga membuatnya tak bisa mengajar musik lagi bagi siswa SD maupun SMP.
"Setelah 16 hari dirawat, saya baru menjalankan fisioterapi sama Pak Setyo ini. Diajari duduk, beh jan rasane ora karuan. Susah sekali. Diajari ngomong juga, karena saya jadi pelo," ungkap warga Desa Pandanarum, Kecamatan Sutojayan ini.
Eko harus menjalani fisioterapi ini dua kali dalam sepekan. Pertemuannya dengan sesama penyintas stroke juga menguatkan semangatnya untuk menjalani terapi. Eko menyaksikan sendiri bagaimana seorang pasien stroke yang usianya mendekati 80 tahun bisa kembali berjalan dan beraktifitas.
Kalau Eko malas berangkat ke RSUD Ngudi Waluyo, maka Setyo tak segan untuk berkunjung ke rumahnya. Dalam jangka waktu tiga bulan, Eko mengalami kemajuan yang signifikan. Pengajar dengan status PPPK Pemkab Blitar ini sudah bisa berjalan tanpa bantuan alat. Eko merasa kembali mendapatkan harkatnya sebagai manusia yang tidak merepotkan orang lain.
"Kalau Pak Setyo ke sini gitu, saya sangat senang sekali. Bisa tepuk tangan saya, karena tidak semua fisioterapis bisa membangkitkan semangat seperti yang Pak Setyo lakukan. Kalau Pak Setyo itu sering ngajak guyon tapi juga disiplin. Alhamdulillah belum ada setahun ini, saya sudah bisa kembali mengajar dan naik sepeda motor sendiri," pungkasnya.
(abq/dte)