Sebelumnya, sempat viral curhatan warga di media sosial. Para warga mengeluh pada momentum nguleg rujak, banyak warga yang tidak bisa masuk. Mereka hanya bisa melihat acara dari jauh dan tertutup pagar besi.
Para warga ini sambat karena mereka merasa dihalangi petugas saat ingin merayakan event serangkaian Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Surabaya M Fikser saat dikonfirmasi melalui telepon mengucapkan permintaan maaf, khususnya kepada warga Kota Pahlawan yang tidak bisa menikmati salah satu event nasional itu.
"Pertama, pemkot menyampaikan permohonan maaf atas kejadian di pelaksanaan Festival Rujak Uleg yang kemudian naik di sosmed. Kami juga terima kasih atas masukan dan kritikan dari warga masyarakat untuk perbaikan pemkot ke depan," ujar Fikser saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (8/4/2023).
Fikser mengatakan, jika biasanya setiap kegiatan kota pasti dilakukan evaluasi. Sehingga, Festival Rujak Uleg juga menjadi evaluasi untuk pelaksanaan event berikutnya.
Ia juga tak menyangkal jika adanya crowded, bahkan dinaikkan ke medsos. Karena, ada penumpukan warga dan suporter OPD yang mengikuti festival.
Selain itu, ia juga menjelaskan mengenai tujuan pagar yang membatasi pengunjung. Sebab, festival ini tidak hanya ajang ngulek bareng, tetapi penyajian rujak dan cita rasa dengan kostum unik sebagai sarana promosi kota.
"Memang ada perbedaan event Rujak Uleg tahun lalu dan tahun ini. Berdasarkan evaluasi, rujak uleg ini masuk event Kemenparekraf, jadi dilakukan lah penataan menggunakan barier yang kita lakukan. Pasang barier karena tahun lalu susah sekali dilakukan penilaian, karena masyarakat masuk ke dalam dan crowded," jelasnya.
Setelah pelaksanaan, lanjut Fikser, semua warga boleh makan bersama. Rujak ini juga dibagikan ke warga sekitar. "Setelah semua selesai, prosesinya baru warga bisa masuk," ujarnya.
Sementara untuk event HJKS selanjutnya, juga akan berkaca dari Festival Rujak Uleg. Fiker menyebut, pemkot akan melakukan perbaikan.
Sedangkan saat crowded, Fikser menyebut jika tidak ada laporan warga cedera, luka, kehilangan anak hingga korban jiwa. Namun, secara keseluruhan, ia menyebut semua warga senang dan menikmati rujak cingur sehingga acara HJKS meriah untuk ultah Surabaya.
"Jadi ini namanya Festival Rujak Uleg, kalau sampe crowded itu biasa lah. Jadi kenapa diributkan crowded-nya. Namanya pesta festival banyak orang hadir kan ramai berarti sukses yang penting nggak ada yang cedera, nggak ada korban jiwa," urainya.
Sementara itu Kepala Disbudporapar, Wiwiek dalam rilis menjelaskan, Festival Rujak Uleg tahun ini masuk daftar Kharisma Event Nusantara (KEN). Selain itu, ada lomba dan proses penilaian pada penyajian, cita rasa rujak hingga kostum unik.
"Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Festival Rujak Uleg sebelumnya, kita pasang barikade supaya pelaksanaan festival ini dapat dinikmati dengan nyaman dan tertata dengan rapi, peserta pun supaya lebih nyaman dan beberapa perform bisa lebih optimal, serta dewan juri bisa melakukan penilaian dengan lebih optimal," kata Wiwiek.
Wiwiek menjelaskan, pihaknya sudah menyediakan LED besar yang menayangkan serangkaian proses acara. Harapannya saat itu, warga bisa menyebar di sepanjang Jalan Kembang Jepun dan menikmati Festival Rujak Uleg.
"Saat itu, sebenarnya warga memang sudah menyebar di sepanjang Jalan Kembang Jepun dan tidak ada crowded atau penumpukan warga. Mungkin hanya ada di beberapa titik yang ada penumpukan dan itu terus kita evaluasi," pungkasnya.
(hil/dte)